Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/02/2020, 15:39 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menilai durasi magang untuk mahasiswa hingga tiga semester akan menguntungkan mahasiswa. Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam dalam rangka sosialisasi kebijakan Kampus Merdeka.

“Dengan durasi magang lebih lama, mahasiswa dapat memperoleh kompetensi lebih baik di perusahaan. Dunia industri juga mendapatkan manfaat lebih, karena mahasiswa magang akan mendapatkan waktu cukup untuk memahami suatu pekerjaan," ujar Nizam dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Nizam melanjutkan, mahasiswa magang dengan kompetensi baik akan menjadi kandidat pertama ketika perusahaan tersebut melakukan rekrutmen pegawai.

Dosen pendamping magang, lanjut Nizam, juga dapat memperbarui bahan ajar sesuai dengan perkembangan kebutuhan dunia industri dan masyarakat.

Baca juga: Kebijakan Kampus Merdeka, Mahasiswa S1 Tak Wajib Magang Dua Semester

Kerja sama dengan dunia industri juga akan semakin ditingkatkan agar link and match antara perguruan tinggi dengan dunia industri akan semakin baik.

Nizam mengatakan, kebijakan Kampus Merdeka akan saling menguntungkan antara perguruan tinggi dan dunia industri. Perlindungan terhadap mahasiswa magang juga akan menjadi perhatian Kemdikbud agar mendapatkan hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Nizam mengungkapkan, implementasi kebijakan Kampus Merdeka membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari sivitas akademika, kementerian lain, hingga dunia industri.

Acara Sosialisasi dan Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini mendapatkan apresiasi dan antusiasme dari para peserta. Perwakilan dan perguruan tinggi negeri dan swasta serta LLDikti banyak mengajukan pertanyaan terkait teknis implementasi kebijakan ini di perguruan tinggi masing-masing.

Baca juga: Kampus Merdeka, 8 Kegiatan Mahasiswa Luar Kampus yang Bisa Jadi SKS

Salah satunya adalah terkait mekanisme pengawasan dan evaluasi dari program Kampus Merdeka ini. Nizam mengatakan, Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) akan menjadi sistem penting dalam proses pengawasan dan evaluasi dari program ini.

Acara sosialisasi ini dihadiri pimpinan PTN dan PTS, serta Kepala dan Sekretaris LLDikti. Turut hadir sebagai pembicara dalam acara ini Dr Jamil Salmi, pakar pendidikan tinggi dari World Bank yang membagikan praktik terbaik (best practice) pengelolaan pendidikan tinggi di berbagai negara maju yang sesuai dengan kebijakan Kampus Merdeka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+