KOMPAS.com - Terkait musibah susur sungai yang dialami siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta, pihak Kemendikbud melalui Sekretaris Jenderal (Sesjen) meminta agar sekolah memprioritaskan keselamatan siswa, termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler (ekskul).
"Tidak hanya kondisi fisik sekolah yang aman, tetapi program sekolah juga mempertimbangkan keamanan anak didik," kata Sesjen Kemendikbud Prof Ainun Naim, dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Senin (24/2/2020).
Ainun Na’im meninjau langsung lokasi kejadian dan mengunjungi sejumlah siswa yang menjadi korban pada Sabtu (22/2/2020).
Setelah mengunjungi SMPN 1 Turi Sleman, Ainun memberikan pengarahan di Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang dihadiri semua kepala sekolah jenjang SMP di Kabupaten Sleman.
Baca juga: Mendikbud Nadiem Segera Lakukan Investigasi Lapangan Musibah Susur Sungai SMPN 1 Turi
Dalam arahan tersebut, Ainun meminta kepada para kepala sekolah agar menjadikan sekolah sebagai tempat yang paling aman untuk anak didik.
Kegiatan ekstrakurikuler direncanakan dan dilakukan dengan memperhitungkan kondisi lingkungan untuk keselamatan anak didik.
"Jika ada program yang dilahirkan di luar sekolah maka harus diperhitungkan dengan baik keselamatan anak didik, termasuk juga melibatkan masyarat di daerah tempat kegiatan tersebut," pesan Ainun.
Usai memberikan arahan di Disdik Sleman, Tim Kemendikbud meninjau lokasi Sungai Sempor tempat insiden susur sungai yang terjadi pada Jumat (21/2/2020).
Selanjutnya, rombongan melakukan takziah dan menyampaikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal, yaitu Nur Azizah siswi kelas VIII A dan Latifah Zulfa siswi kelas VIII B. Ainun Na'im juga menyampaikan ucapan belasungkawa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepada keluarga korban insiden susur sungai tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika) Kemendikbud Daswatia Astuty menyarankan Kepala Sekolah SMPN 1 Turi Sleman melakukan pemulihan trauma kepada siswa yang mengalami insiden ini.
"Dengan trauma healing ini, diharapkan kondisi psikis anak-anak bisa pulih setelah mengalami trauma atas musibah yang dialaminya," kata Daswatia.
Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim juga turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga siswa SMPN 1 Turi yang menjadi korban jiwa dalam insiden di sungai Sempor, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Saya menyampaikan belasungkawa dari lubuk hati yang paling dalam atas tragedi ini. Semoga orang tua serta keluarga siswa yang menjadi korban jiwa dapat diberi kekuatan menghadapi cobaan ini," ujar Mendikbud Nadiem di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).
Baca juga: Musibah Susur Sungai, Mendikbud Nadiem Ingatkan Sekolah Utamakan Keselamatan Siswa
Terkait siswa yang mengalami luka-luka serta trauma karena kejadian itu, Mendikbud berharap segera mengalami kesembuhan serta pemulihan.
Insiden yang terjadi pada Jumat (21/2) ini, menurut Mendikbud, menjadi contoh bagi setiap sekolah untuk terus berhati-hati dan waspada dalam melaksanakan aktivitas di luar sekolah.
“Sekolah mesti benar-benar memastikan semua kegiatan di bawah pembinaan sekolah agar dapat mengutamakan keamanan dan keselamatan siswa. Itu yang terpenting. Jadi harus dipertimbangkan secara matang," tegasnya.
Mendikbud juga meminta tim Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Ditjen PAUD Dasmen) bersama tim dari Inspektorat Jenderal untuk segera melakukan investigasi di lapangan.
"Kami bersama pemerintah setempat dan pihak berwajib terjun langsung ke lapangan untuk menelusuri apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi," ungkap Mendikbud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.