Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Langkah Taiwan Redam Kegalauan Masalah Covid-19

Kompas.com - 04/03/2020, 17:52 WIB
Perhimpunan Pelajar Indonesia,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Selain itu, laman berbasis deteksi lokasi ini juga menyediakan fitur untuk klasifikasi jenis masker dewasa dan anak-anak, pusat kesehatan mana yang menyediakan masker, jarak tempuh dari lokasi si pencari, serta kapan terakhir data akurat tersebut diperbaharui.

3. Peningkatan kewaspadaan masyarakat melalui laman berbasis Google Maps

Melalui laman web pengembang yang dikelola oleh GitHub, Inc. sekelompok programmer yang menyematkan namanya sebagai Y.-J. Lou (https://yjlou.github.io/2019-nCov/) dan tergabung dalam Taiwan Online Civic Tech. Community, mencoba mengembangkan sebuat kode berbasis peta, menggunakan linimasa Google Maps, yang dapat digunakan untuk mendeteksi sejarah perjalanan kita beberapa waktu terakhir.

Sehingga dari hasil deteksi tersebut, pengguna web dapat mengira-ngira apakah dirinya sempat melakukan kontak dengan "area-area merah", yang menurut Taiwan CDC merupakan zona yang menjadi lokasi ditemukannya kasus Covid-19.

Meski begitu, pengembang tersebut memberikan disclaimer dalam lamannya, yang berbunyi “Perhatian! Seluruh kecocokan hasil adalah hanya sebagai informasi. Jika ada kesalahan informasi yang dihasilkan (dari pendeteksian dengan cara ini), silakan ikuti informasi yang diumumkan oleh otoritas (Taiwan)”.

4. Upaya penemuan Antigen Covid-19 oleh Lembaga Peneliti Taiwan

Dalam pernyataannya, sebuah tim peneliti yang dipimpin Presiden Lembaga Peneliti Taiwan (Academia Sinica), James C. Liao, saat ini mereka tengah mengembangkan sebuah antigen untuk Covid-19.

Pengembangan tersebut bermula dari pengujian antibodi milik seorang pengusaha asal Taiwan yang baru saja pulang dari provinsi Zhejiang, China.

Pengujian tersebut dimulai pada 17 Februari 2020. Hasilnya, para peneliti tersebut memiliki beberapa diagnosis positif terkait penemuan antigen untuk COVID-19 yang dapat digunakan sebagai landasan penelitian lebih lanjut.

Hingga saat ini, penelitian tersebut telah membawa Taiwan, lewat kerjasamanya dengan USA, untuk menjadi salah satu dari sekian banyak negara yang berlomba-lomba menemukan vaksin Covid-19.

5. Cegah keresahan dengan sinergi peneliti, teknologi dan media

Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha, Mahasiswa Ph.D. di Department of Materials Science and Engineering, National Chiao Tung University (NCTU), Taiwan, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan PPI Taiwan (2018?sekarang).DOK. PPI DUNIA/RAHMANDIKA Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha, Mahasiswa Ph.D. di Department of Materials Science and Engineering, National Chiao Tung University (NCTU), Taiwan, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan PPI Taiwan (2018?sekarang).
Taiwan memperlihatkan bahwa kecilnya prosentase penderita Covid-19 (Corona) tidak menyurutkan kewaspadaan mereka terhadap virus COVID-19 ini. Pun mereka juga tidak membiarkan keresahan berlebihan terjadi di tengah masyarakat.

Melalui sinergi yang baik antarlembaga pemerintah, kreativitas dari para peneliti dan pegiat teknologi, serta berbagai pihak lainnya, Taiwan telah mampu membuktikan bahwa Covid-19 ini adalah wabah yang wajib diwaspadai, akan tetapi tidak perlu dihadapi secara hiperbolik.

Apalagi, media-media di Taiwan juga berhasil menyeimbangkan pemberitaannya terkait wabah ini. Sehingga, masyarakat Taiwan bisa menyerap informasi, pengetahuan dan wawasan, serta bagaimana cara mengatasi persebaran wabah Covid-19 dengan tenang dan tanpa adanya ketakutan berlebihan.

Penulis: Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha, Mahasiswa Ph.D. di Department of Materials Science and Engineering, National Chiao Tung University (NCTU), Taiwan, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan PPI Taiwan (2018–sekarang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com