KOMPAS.com - Pada 18 Februari 2020, Iran resmi mengonfirmasi kasus infeksi virus corona pertama yang diidap dua pasien lanjut usia di rumah sakit Kamkar Arabnia Qom, sekitar 120 km dari Tehran.
Sehari kemudian dua pasien tersebut meninggal dunia. Berita kematian dua penderita virus corona atau Covid-19 begitu cepat menyebar dikarenakan hanya berselang satu hari dari pelaksanaan Pemilu anggota parlemen yang ke-11.
Banyak yang percaya kematian dua pasien tersebut dengan sebab terinfeksi corona adalah hoaks untuk mengerus partisipasi publik di bilik-bilik pemungutan suara.
Kehadiran jutaan pemilih di tempat-tempat pemungutan suara diklaim menjadi penyebab jumlah penderita infeksi corona di Iran meningkat secara cepat.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamanei, seusai memberi penghargaan dan penyampaian terima kasih atas partisipasi publik dan penyelenggaraan pemilu yang tetap berjalan.
Baca juga: Mafindo: Dalam 2 Bulan, Ada 100 Informasi Hoaks soal Corona di Indonesia
Ia memberikan apreasiasi kepada masyarakat dengan tidak menjadikan ketakutan terinfeksi corona menjadi alasan tidak menggunakan hak pilih. Ia segera meminta kepada pemerintah agar segera mengatasi penyebaran dan efek virus Corona.
Atas perintah tersebut, pemerintah Iran bergerak cepat.
Dengan mengkampanyekan tagar "Corona akan kita kalahkan!", pemerintah Iran membangun rasa optimis dan menjamin akan mengatasi masalah nasional akibat corona ini dengan segera.
Presiden Rouhani menunjuk Wakil Menkes Iran Iraj Harirchi mengepalai satuan tugas khusus mengatasi Corona, yang kemudian dikarenakan aktivitas padat, kenekatan terjun langsung ke lapangan dan disibukkan agenda rapat tiada henti, Iraj Harirchi sendiri terpapar corona dan harus diistirahatkan di rumah.
Berikut langkah-langkah yang diambil pemerintah Iran dalam proyek bersama mengatasi penyebaran dan efek virus Corona:
Pertama, meliburkan sekolah-sekolah, hauzah ilmiah (pusat pendidikan keagamaan) dan kampus-kampus universitas. Selain itu, mereka juga mengurangi jam kerja kantor-kantor pelayanan publik.
Kedua, menyediakan rumah sakit dan ambulans khusus untuk penanganan warga yang terjangkiti Corona. Di Tehran saja sudah ditetapkan 18 rumah sakit khusus menangani pasien Corona dan 50 ambulans.
Presiden Rouhani menandatangani dana khusus 'perang melawan corona' sebanyak 2 triliun riyal.
Baca juga: Tanggap Corona, Universitas Budi Luhur Bagi Masker dan Jamu Gratis
Keempat, dalam hitungan hari membangun pabrik yang mampu memproduksi 100.000 botol larutan dan 35.000 gel desinfektan pada setiap kerja. Iran melibatkan tentara dalam memproduksi masker dan negara ini tercatat mampu memproduksi 300 ribu masker dalam setiap shift kerja.
Masker dan desinfektan yang diproduksi ini kemudian dibagikan gratis ke masyarakat. Pemerintah juga mampu mengendalikan harga masker di pasaran, sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang irasional untuk sebuah masker.