KOMPAS.com - Untuk mencegah penyebaran virus covid-19, beberapa daerah menghentikan sementara proses pembelajaran di sekolah. Seperti di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, semua siswa diwajibkan belajar di rumah mulai 16-29 Maret 2020.
Menghadapi kebijakan belajar di rumah selama 14 hari, guru-guru SDN 2 Patukangan Kendal membuat program dengan melibatkan paguyuban orangtua dalam mendampingi belajar di rumah.
"Orangtua siswa yang tergabung dalam paguyuban kelas kami libatkan dalam program ini. Agar mereka juga patuh untuk tidak keluar rumah kalau tidak penting sekali selama wabah penyebaran virus corona," kata Ninik Chaeroni, Kepala SDN 2 Patukangan, Kendal Jawa Tengah yang juga fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation.
Berikut beberapa tips melibatkan orangtua dalam proses belajar di rumah terkait penanganan virus corona;
Baca juga: Panduan 5 Tahap Proses Belajar di Rumah untuk Sekolah dan Orangtua
Meski tak dapat bertatap muka, para guru sudah menyiapkan materi pembelajaran dan tugas untuk siswa.
Setiap pagi tugas diberikan melalui HP atau telepon seluler milik orang tua. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dikerjakan siswa diketahui dan dalam pantauan orang tua.
Tugasnya terdiri dari dua macam. Bagi siswa kelas V dan VI guru-guru menyiapkan kelas daring yang memanfaatkan Google Classroom. Sedangkan siswa kelas I sampai dengan IV mengerjakan tugas yang diberikan guru lewat grup WA paguyuban orangtua siswa.
Melalui Google Classroom, guru kelas V dan VI membuat materi pembelajaran tematik dan penugasan yang bisa langsung dikerjakan siswa dan orangtua.
Mereka juga bisa mengetahui hasil belajar siswa setelah mengerjakan tugas di Google Classroom karena hasilnya sudah bisa langsung dilihat.
Pemberian tugas daring ternyata meningkatkan antusias siswa dalam mengerjakan tugas. Begitu kelas daring dibuka, menurut para orangtua anak-anak segera mengerjakan dan mengirimkan jawaban dari tugas yang dia kerjakan.
Demikian juga bagi siswa kelas I sampai IV yang mengerjakan tugas dengan menggunakan MS Word.
"Setiap harinya guru kelas dan paguyuban orangtua bersepakat untuk melaporkan perkembangan hasil belajar siswa di rumah. Hal ini untuk memastikan siswa tetap belajar di rumah," kata Ninik lagi.
Yang menarik, adanya kegiatan belajar di rumah ini membuat orangtua siswa yang sebelumnya enggan terlibat dalam paguyuban kelas, kini menjadi antusias. Ke depan, diharapkan kerja sama orangtua dan sekolah dalam pengelolaan pembelajaran menjadi semakin tinggi.
Baca juga: Belajar di Rumah, Ini Panduan untuk Guru, Orangtua, Siswa dan Kepala Sekolah
Penugasan yang dibuat guru juga harus disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum. Bentuk tugasnya juga bervariasi sesuai tujuan pembelajaran yang dibuat guru.
Bisa saja kegiatan penugasannya siswa membantu pekerjaan di rumah seperti menyapu, mengepel, atau membantu memasak di rumah.