Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Unpad Kupas Ragam Obat Tradisional di "Naskah Sunda Kuno"

Kompas.com - 21/03/2020, 12:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

 

KOMPAS.com - Tanaman obat yang ada di Indonesia memiliki banyak manfaat. Bahkan sejak zaman dahulu, tanaman ini dijadikan untuk bahan pengobatan atau disebut pengobatan tradisional.

Terkait merebaknya virus corona di Indonesia, akhirnya mendorong banyak penelitian yang dilakukan akademisi untuk mencegah virus tersebut. Tentu dengan tanaman obat tradisional.

Karena itu, banyak masyarakat yang akhirnya memilih untuk berperilaku hidup sehat. Salah satunya dengan mengonsumsi bahan-bahan dari tanaman obat atau herbal.

Baca juga: Akademisi UGM Ciptakan Bio Hand Sanitizer dengan Bahan Ini

Ungkap naskah Sunda kuno

Jika dilihat dari sisi sejarah, tanaman herbal sudah banyak digunakan nenek moyang Indonesia untuk pengobatan tradisional. Hal ini bahkan tertuang dalam naskah kuno Nusantara, termasuk di antaranya pada naskah Sunda.

Salah satu akademisi Departemen Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran ( Unpad) Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, M.S., mengatakan ada beberapa naskah kuno Sunda yang mengungkap seluk beluk tanaman obat dan pengobatan tradisional.

"Di naskah itu ada yang menjelaskan seputar khasiat untuk menangkal dan mengobati, ataupun sekadar imunitas tubuh," ujar Dr. Elis seperti dikutip dari laman resmi Unpad, Jumat (20/3/2020).

Menurut dia, pengobatan tradisional terkuak lewat naskah Sunda kuno abad XVI M, yakni
Kropak 421 Mantera Aji Cakra yang berisi mantra penangkal, Darmapamulih (mantra pengobatan), serta Kropak 409 ‘Soeloek Kidoengan Tetoelak Bilahi’. Naskah tersebut berbahan lontar serta menggunakan aksara dan bahasa Sunda Kuna.

Tak hanya itu saja, dalam naskah pengobatan beraksara Pegon menguak tumbuhan yang berfungsi sebagai penangkal serangan penyakit beserta cara pengobatannya.

Manfaat tanaman herbal

Pada naskah ini, sejumlah tanaman herbal seperti jenis-jenis kunyit, temulawak, serta kunir diungkap manfaatnya.

1. Temulawak

  • Mengandung minyak atsiri yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Kunir

  • meningkatkan kekebalan tubuh
  • mengobati demam
  • diare
  • antikanker dan scabies
  • mencegah depresi
  • mengatasi peradangan
  • mencegah alzheimer
  • maag
  • menghambat kerusakan kromosom
  • menjaga kekuatan otak
  • menurunkan depresi
  • menjaga gula pada penderita diabetes

3. Rumput teki

  • obat jantung
  • asma
  • kanker

Baca juga: Cegah Virus, Mahasiswa UNY Ciptakan Sabun Cuci Tangan dari Daun Jambu Air

4. Daun sembung

  • menyembuhkan flu

5. Batang secang

  • obat radang
  • demam

6. Babadotan

  • mengatasi demam
  • malaria

Tingkatkan imunitas tubuh

Sedangkan terkait imunitas tubuh, naskah tersebut juga menyebutkan sejumlah nama tanaman, antara lain:

  • sirsak
  • daun katuk
  • kencur
  • daun binahong
  • jahe
  • buah jeruk
  • kayu manis

Untuk menyembuhkan batuk, bahan jahe, asem, adas, hingga asparagus merupakan beragam tanaman yang bisa dimanfaatkan.

Tak hanya itu saja, bawang putih dan bawang merah juga bisa digunakan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Dalam naskah disebutkan, bawang putih dan jahe diparut, ditambah sedikit garam. Hasil campurannya disebutkan berkhasiat menyembuhkan penyakit paru-paru basah.

"Jambu kulutuk atau jambu biji dapat mengatasi penyakit akibat infeksi virus dan bakteri, salah satunya pada kasus influenza, di samping membantu menurunkan demam," kata Dr. Elis.

Istilah takaran

Hanya saja, mengenai takaran pemakaian dalam naskah muncul istilah:

  • secuil
  • segenggam
  • seikat
  • selembar
  • setangkai
  • segelas
  • sesendok
  • sejumput

Namun, tidak dijelaskan secara detail mengenai ukuran detail yang digunakan.

Baca juga: Anak Alami Demam, Batuk dan Pilek? Ini Kata Akademisi UII Terkait Virus Corona

Maka dari itu, penggunaan tanaman obat bukan tanpa risiko jika dikonsumsi sembarangan. Memang setiap jenis tanaman obat, baik yang disebutkan pada naskah maupun yang beredar di masyarakat harus diteliti terlebih dahulu oleh ahlinya.

"Jika tidak tepat sasaran, malah bisa terjadi komplikasi, karena untuk mengobati satu penyakit, tidak hanya menggunakan satu jenis tanaman saja, tetapi dicampur dengan tanaman obat lainnya, layaknya obat-obatan medis," jelas Dr. Elis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau