Oleh: Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan
KOMPAS.com - Pemerintah telah menyampaikan imbauan terkait pencegahan penularan Covid-19 agar sekolah dan perguruan tinggi melaksanakan pembelajaran dari rumah menggunakan e-learning.
Ada sebagian sekolah dan perguruan tinggi sudah siap dan ada pula tidak siap sama sekali.
Namun demi membantu mengurangi perluasan wabah corona, hampir semua sekolah dan perguruan tinggi di berbagai daerah melaksanakan pembelajaran dari rumah.
Siap atau tidak siap pembelajaran daring atau e-learning ini harus dilaksanakan jika tidak ingin penyebaran Covid-19 menjadi tidak terkendali.
Baca juga: Mendikbud Nadiem: Belajar di Rumah Tidak Mudah, Kita Harus Mencoba
Pembelajaran e-learning yang dilaksanakan dari rumah awalnya bagi sebagian orang, baik siswa, orang tua, guru, mahasiswa dan dosen, menjadi persoalan terutama dalam pemilihan media komuniasi untuk pembelajaran dan metode belajar.
Media pembelajaran banyak digunakan antara lain menggunakan berbagai aplikasi medsos seperti Facebook, Youtube, IG, WA, Line, Zoom, Microsoft Team, Google Classroom, dan aplikasi yang disediakan sekolah atau perguruan tinggi, baik hanya dalam bentuk pengiriman bahan ajar maupun komunikasi melalui teleconference.
Sisi lain yang menarik untuk diamati adalah adanya kekacauan, kelucuan, kegelisahan, keribetan, dan berbagai situasi lainnya yang sebelumnya mungkin tidak terbayangkan akan terjadi baik oleh siswa, guru, dosen dan mahasiswa.
Dalam kondisi serba terbatas ini, jika dilihat dari sisi positifnya, telah memunculkan sebuah kreativitas baik bagi guru dan dosen maupun oleh siswa dan mahasiswa.
Guru dan dosen berkreasi supaya materi pembelajaran dan tugas-tugas untuk peningkatan kompetensi siswa dan mahasiswa tetap dapat diperoleh.
Desain pembelajaran harus dibuat menjadi lebih menarik, lebih mudah dipahami, mudah diakses dan mudah untuk membantu siswa dan mahasiswa belajar.
Sementara dari sisi siswa dan mahasiswa, mereka berusaha untuk mengakses pembelajaran, bahan ajar, tugas-tugas yang harus dikerjakan dan menunjukan bahwa mereka telah belajar dan memperoleh kemajuan yang harus ditunjukkan kepada guru dan dosen mereka.
Kedua belah pihak saling mencoba menampilkan peran masing-masing dengan baik, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan tetap menghasilkan kemajuan dalam pemahaman akan pelajaran yang sedang digeluti.
Dalam kondisi serba darurat ini, ternyata telah menghasilkan relasi personal yang baik antara guru dan dosen dengan para siswa dan mahasiswa.
Sepintas terlihat dan dirasakan komunikasi yang terjadi makin intim secara personal, karena kalau tidak, dapat tertinggal dalam pelajaran atau guru dan dosen tidak dapat memantau perkembangan siswa dan mahasiswa.