Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Siswi Korea di Indonesia soal Belajar di Rumah, Ini Cerita Jaeyi Kim

Kompas.com - 28/03/2020, 18:07 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

KOMPAS.com - Pembatasan sosial atau social distancing berdampak pada kebijakan beberapa pemerintah daerah yang menerapkan kebijakan belajar di rumah bagi sekolah

Jaeyi Kim, siswi berkebangsaan Korea Selatan kelas 7 yang meraih beasiswa di Sinarmas World Academy merupakan salah satu siswa terdampak kebijakan belajar di rumah ini.

Siswi yang hobi menulis ini dan bercita-cita menjadi dokter ini berbagi pengalaman belajar di rumah yang ia rasakan melalui surat elektronik yang diterima Kompas.com.

Selain menjadi jurnalis di sekolah Sinarmas World Academy, ia juga berperan sebagai jurnalis untuk HanInPost, surat-kabar Korea yang mempromosikan budaya Korea di Indonesia.

Bagaimana pengalaman Jaeyi Kim dan apa tanggapannya terhadap kebijakan belajar di rumah?

Online learning berbagai jenjang

"Pembelajaran online adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media elektronik, dan merupakan bentuk pembatasan sosial yang efektif," tulis Jaeyi.

Menurutnya langkah pembatasan sosial diambil untuk mengurangi tingkat penyebaran virus, dan memang sudah diakui pembatasan sosial ini merupakan langkah pencegahan yang efektif.

"Di saat darurat sekarang ini, dengan meminimalisir interaksi dan kontak langsung dengan orang lain, pembatasan sosial bisa dianggap sebagai tindakan karantina diri secara sukarela," jelasnya.

Ia melanjutkan, "Sama halnya dengan Sinarmas World Academy (SWA), sekolah yang berlokasikan di Tangerang Selatan, menerapkan metode pembelajaran online."

Jaeyi menjelaskan dengan menggunakan tautan Google Meet, program yang memungkinkan live-chatting, berbagi layar (screen-sharing), dan pelacakan kehadiran (attendance-tracking), guru dapat membagi materi pelajaran murid sesuai dengan tingkatan kelasnya masing-masing.

Dengan demikian, siswa-siswi prasekolah dapat belajar dari rumah melalui video aktifitas yang telah diberikan oleh guru kepada orangtuanya; siswa-siswi kelas dasar dan menengah pertama dapat langsung belajar dengan guru menggunakan komunikasi live-interface.

Jadwal yang mengoptimalkan pembelajaran mandiri (self-oriented learning) pun telah disiapkan sekolah dan siap untuk diikuti.

Fleksibilitas dan serunya belajar

Guru tingkat prasekolah SWA menceritakan dongeng kepada muridnya lewat bantuan platform online.DOK. SWA Guru tingkat prasekolah SWA menceritakan dongeng kepada muridnya lewat bantuan platform online.

"Keistimewaan utama dari metode pembelajaran online adalah fleksibilitas yang memungkinkan cara pembelajaran yang berbeda beda, dan penggunaan waktu yang lebih efektif," ujar Jaeyi menyampaikan pendapatnya.

Guru akan memberikannya penjelasan tugas diawal dan murid akan diberikan waktu untuk menyelesaikan tugas masing-masing, ada yang memilih untuk berdiskusi terlebih dahulu dan menganalisa tugas secara keseluruhan, ada juga yang memilih untuk mengerjakan tugas satu persatu sesuai dengan urutannya.

Dengan fleksibilitas yang mengikuti preferensi masing-masing murid, menurutnya pembelajaran online secara efektif meningkatkan efisiensi dari pembelajaran mandiri.

"Di waktu saya lebih memilih untuk mencoba menyelesaikan persoalan terlebih dahulu dan mencari penjelasan pada saat menemukan soal yang sulit, teman saya memilih untuk mendengarkan seluruh penjelasan diawal dilanjutkan dengan menyelesaikan soal yang ada," tulisnya.

Ia menambahkan, "Semakin saya mengidentifikasi dan membandingkan perbedaan metode belajar yang ada, semakin saya merasakan serunya belajar."

Melatih akademis dan karakter

Kepala sekolah SMP dan SMA SWA saat berkomunikasi via teleconference kepada para siswa.DOK. SWA Kepala sekolah SMP dan SMA SWA saat berkomunikasi via teleconference kepada para siswa.

Lebih jauh Jaeyi Kim menyampaikan, pembelajaran daring tidak hanya semata soal akademis, namun juga dapat menjadi media dalam menanamkan nilai-nilai karakter siswa. 

“Dengan sesi pembelajaran online, kita (murid) diajarkan untuk menunjukan integritas dan tanggung jawab. Bisa saja saya melamun di balik mikrofon yang tidak saya aktifkan dan layar yang dimatikan, tapi saya memilih untuk selalu berusaha menyerap setiap detik pelajaran, ” jelasnya.

Namun demikian peningkatan komunikasi dalam pembelajaran online, menurutnya masih tetap dibutuhkan.

Jaeyi Kim, siswi berkebangsaan Korea Selatan kelas 7 yang meraih beasiswa di Sinarmas World Academy DOK. PRIBADI Jaeyi Kim, siswi berkebangsaan Korea Selatan kelas 7 yang meraih beasiswa di Sinarmas World Academy
"Meskipun berkomunikasi 'tatap muka' secara online sudah dapat dilakukan, tidak dapat dipungkiri kalau hubungan secara emosi masih sulit ditangkap. Hal ini memuat resiko terjadinya salah paham dapat kerap terjadi," ulasnya.

Ketika terjadi kendala kamera dan mikrofon, dapat mempengaruhi murid dalam mengikuti materi pembelajaran yang ada.

Dalam kondisi seperti ini guru ditantang terus menggali inovasi baru dalam penyampaian materi pembelajaran, menjadikan pelajaran mereka menarik.

Kondisi dunia yang tengah berperang melawan wabah corona makin menguatkan tekadnya untuk menjadi dokter. "Saya mempunyai mimpi untuk menjadi dokter bermartabat dan semangat, yang selalu siap merawat pasien dengan tulus," harapnya.

"Setulusnya, saya berharap bahwa melalui tulisan saya ini dapat membawa kebahagiaan dan memberi warna ke dunia," tutup Jaeyi Kim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com