Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

"Codar", agar Pembelajaran Daring Tidak Ambyar di Tengah Corona

Kompas.com - 25/05/2020, 15:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Syafaruddin Marpaung | Guru Bahasa Inggris SMAN 2 Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat siswa Indonesia harus belajar dari rumah. Kita masih tidak ada tahu kapan siswa dapat kembali belajar di sekolah.

Agar kegiatan belajar dari rumah menjadi berkualitas, guru bisa menerapkan pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan menggabungkan tiga aplikasi yaitu WhatsApp, Google Classroom dan Zoom.

Penulis menamakannya "Codar" atau akronim dari collaborative daring.

Penggunaan ketiga aplikasi tersebut karena mudah, familiar, dan menarik. Berikut langkah-langkah penerapannya.

Informasi cepat dengan grup WA kelas

Melalui WhatsApp grup kelas, guru dapat memberikan pesan secara cepat kepada siswa. Bentuk pesan bisa berupa kalimat, gambar dan suara disesuaikan dengan diskusi materi pelajaran.

Baca juga: Memperjuangkan Hak Belajar Siswa di Daerah 3T, Tanpa Ponsel dan Kuota

 

Namun di lapangan, siswa sebagai anggota grup terkadang memberikan komentar-komentar yang tidak sesuai dengan topik pembelajaran.

Untuk itu guru dituntut lebih jeli menyikapi masalah ini.

Guru sebagai admin dalam grup dapat mengirim pesan aturan diawal sesi pembelajaran. Selain itu guru dapat mengontrol kelas WhatsApp melalui opsi "only admins" di dalam menu "send message" pada seting aplikasi.

Dengan mengaktifkan opsi ini, hanya anggota terdaftar sebagai administrator saja yang bisa mengirim pesan ke sebuah grup.

Guru dapat memilih ketua kelas dan wakil sebagai admin tambahan. Kehadiran fitur ini sangat bermanfaat untuk menghindari celotehan siswa pada saat guru memberikan penjelasan materi.

Dengan menggabungkan WhatsApp di Codar, pembelajaran menjadi semakin efektif. Hanya guru harus mengorganisasi secara manual tugas-tugas siswa yang terkirim.

Ini tentu membuat pekerjaan guru menjadi lebih sulit. Nah, untuk mengatasi masalah tersebut penulis memanfaatkan Google Classroom sebagai jawabannya.

Kelola kelas maya dengan Google classroom

Google Classroom adalah salah satu produk gratis dari Google. Google Classroom menawarkan berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk kemudahan guru dalam mengelola kelas maya.

Melalui menu Classwork, guru dapat membuat soal tes, pre-tes, kuis, menggunggah materi dan mengadakan refleksi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Membangun Empati Sejak Dini, Kisah Kurban Sekolah Semesta sebagai Laboratorium Sosial
Membangun Empati Sejak Dini, Kisah Kurban Sekolah Semesta sebagai Laboratorium Sosial
Edu
Guru di Jabar Dilarang Beri PR ke Siswa, Dedi Mulyadi Beberkan Alasan
Guru di Jabar Dilarang Beri PR ke Siswa, Dedi Mulyadi Beberkan Alasan
Edu
27 Fakultas Kedokteran PTS Akreditasi Unggul 2025, Referensi Jalur Mandiri
27 Fakultas Kedokteran PTS Akreditasi Unggul 2025, Referensi Jalur Mandiri
Edu
Idul Adha 2025 Bukan Sekadar Kurban, Yasbil Wujudkan Lingkaran Kebaikan lewat Pemberdayaan Generasi Muda
Idul Adha 2025 Bukan Sekadar Kurban, Yasbil Wujudkan Lingkaran Kebaikan lewat Pemberdayaan Generasi Muda
Edu
Kisah 3 Mahasiswa Kedokteran UGM Raih IPK 4, Intip Rahasia Pintarnya
Kisah 3 Mahasiswa Kedokteran UGM Raih IPK 4, Intip Rahasia Pintarnya
Edu
Perkuat Tenaga Kesehatan, Yayasan Binawan dan Poltekkes Kemenkes Denpasar Luncurkan Beasiswa Kerja Eropa
Perkuat Tenaga Kesehatan, Yayasan Binawan dan Poltekkes Kemenkes Denpasar Luncurkan Beasiswa Kerja Eropa
Edu
KIP Kuliah Jalur Mandiri 2025 PTN-PTS Dibuka, Kuliah Gratis sampai Lulus
KIP Kuliah Jalur Mandiri 2025 PTN-PTS Dibuka, Kuliah Gratis sampai Lulus
Edu
51 Jurusan Kedokteran PTN dan PTS Akreditasi Unggul 2025, UI hingga Untar
51 Jurusan Kedokteran PTN dan PTS Akreditasi Unggul 2025, UI hingga Untar
Edu
Beasiswa bagi Guru SD-PAUD Kuliah D4-S1, Simak Cara dan Kriteria
Beasiswa bagi Guru SD-PAUD Kuliah D4-S1, Simak Cara dan Kriteria
Edu
Cara Cek Penerima KJP Plus 2025 SD-SMA, Bantuan hingga Rp 450.000 Per Bulan
Cara Cek Penerima KJP Plus 2025 SD-SMA, Bantuan hingga Rp 450.000 Per Bulan
Edu
Hanya Satu Sekolah Kedinasan Pakai Syarat Nilai UTBK SNBT, Berapa Skornya?
Hanya Satu Sekolah Kedinasan Pakai Syarat Nilai UTBK SNBT, Berapa Skornya?
Edu
Lowongan Magang PTPN I bagi Mahasiswa dan 'Fresh Graduate', Tanpa Batas Usia
Lowongan Magang PTPN I bagi Mahasiswa dan "Fresh Graduate", Tanpa Batas Usia
Edu
Unpad Buka Seleksi Mandiri IUP, Ada 13 Prodi dan Bisa 'Double Degree'
Unpad Buka Seleksi Mandiri IUP, Ada 13 Prodi dan Bisa "Double Degree"
Edu
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Resmi Jabat Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Resmi Jabat Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
Edu
AI Bisa Gantikan Manusia yang Tidak Siap Menghadapi Perubahan
AI Bisa Gantikan Manusia yang Tidak Siap Menghadapi Perubahan
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau