Bambang Asrini Widjanarko
Kurator seni

Kurator seni, esais isu-isu sosial budaya, aktivis, dan seorang guru. Kontak: asriniwidjanarko@gmail.com

Basri Menyapa: Pandemi, Visi Berbagi, dan Elaborasi Farhan Siki

Kompas.com - 08/06/2020, 10:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

COVID-19 adalah musuh senyap yang mengancam tak hanya nyawa namun kelangsungan daya hidup orang perorang. Sejumlah profesi tumbang atau bisa dikata: mati suri.

Layanan daring kemudian menjadi salah satu solusi menakar, pada saat sama kita bersiap memakai pirantinya mengubah hidup kembali berdetak.

Sejumlah 226.586 seniman dan pekerja kreatif yang terdampak Covid-19 di data pemerintah Indonesia pada April lalu mencari jalan, menerobos kemungkinan-kemungkinan.

Para seniman bercengkerama dengan sekat-sekat penghalang dan tetap harus bisa survival. Tak hanya termangu menunggu bantuan sosial dari berbagai arah.

Dengan segala cara, mereka kini mungkin malahan mampu menemukan formula baru, seperti juga virus, wabah kreativitas menular di mana-mana.

Baca juga: Virus Corona, Adakah Pemilik Hak Virus dan Produknya?Pameran Virtual, Artist Talk, Kelas dan Pelatihan Onlines, Bursa Pembuatan Meme & Propaganda Komersial Korporat, atau Forum Diskusi Para Profesional Bulanan yang berbayar, Kiat dan Strategi Motivasi Para Pakar, kesempatan-kesempatan kreatif pada alat perlindungan diri dan Desain Alat Perlindungan Diri (APD) yang artistik.

Sementara, yang lain secara organik menciptakan kantung kultural mandiri dengan komunitasnya, dengan saling berkirim Potcast dengan mengandalkan konten kreatif di Youtube? Atau sampai menerima pembuatan Desain Sekuritas pada Fintech (Financial Technology).

Dalam Gersang, 30x42cm, Spray paint on Fabriano Paper 300 gsm, 2020.Dok Farhan Siki Dalam Gersang, 30x42cm, Spray paint on Fabriano Paper 300 gsm, 2020.
Konsep VUCA, akronim dari volatile (perubahan amat cepat), uncertainty (tak pasti), complexity (rumit pun kompleks) serta ambiguity (membingungkan) segera disadari, kemudian kita semua berkompromi mengatasinya.

Era shifting job menyeruak. Konsep VUCA ditemukan pada 1987, didesain untuk para petinggi militer memahami musuh yang tak terdeteksi.

Menakar kekuatan persenjataan dan sumber dayanya, maka VUCA dikemudian hari diadopsi oleh kalangan pebisnis bahkan para seniman.

Dari sanalah #BasriMenyapa lahir, didukung Kidung Artspace menawarkan program reguler, menyapa sesiapa dengan talk show online dengan topik yang khas untuk membangun koneksi, bertukar gagasan serta menampilkan tokoh-tokoh kreatif dan inovatif.

Diharapkan mereka berbagi, sebagian mengilhami, sebagian lain diharapkan secara konkrit menularkan daya survivalnya. #BasriMenyapa, dipandu sendiri oleh penulis, Bambang Asrini untuk sebuah cita-cita kemandirian untuk semua.

Farhan Siki dan tokoh kreatif Lain

#BasriMenyapa menghadirkan dua sesi Bedah Profil (45 menit), sebagai “sapaan ramah, lepas lagi bernas” -- tiap bintang tamu yang membahas berbagai topik tertentu seputar latar belakang profesi dan visi kreatifnya.

Dan sesi ke-2, Bedah Karya (45 menit), “sapaan atas karya dan berbagi pesan”—bagi tiap bintang tamu yang bereksplorasi dan unjuk karya- karyanya dengan pesan-pesan yang disampaikan pada apresian.

Baca juga: Hendak Kembali ke Jakarta, Hasil Swab Anggota Bawaslu RI Positif Corona

Para tokoh kreatif yang menjadi bintang tamu bisa desainer, arsitek, ketua komunitas seni, seniman & perupa, kolektor dan art dealer, gallerist, pakar museum, ilmuwan humaniora dan sosial, film maker, penulis dan pekerja-pekerja kreatif lain.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau