Ia juga mengatakan kesulitan pendidikan masa lalu zaman kolonial Belanda bisa di adapi dengan pembangunan sekolah.
“Betapa beratnya pada saat itu menghadapi populasi yang 95 persen buta huruf, tapi yang dikerjakan pemberantasan buta huruf, tapi yang tidak kalah penting membangun sekolah,” cerita Anies.
Ia melanjutkan, “lalu peninggalan Belanda waktu itu era kolonial SD banyak, SMP ada, tapi SMA tidak ada. karena SMA itu tidak ada maka dibangun SMA itu dimana-mana oleh pemerintah” Kata Anies.
Anies mengungkapkan, “ketika pemerintah membangun SMA dimana-mana problemnya adalah gurunya siapa, gurunya dari mana dapatnya” kata Anies.
“Lalu anak-anak mahasiswa tahun 50-60an berbondong-bondong jadi guru untuk bisa mendidik anak-anak dari seluruh negeri bisa mendapatkan pendidikan SMA sehingga mereka bisa masuk ke perguruan tinggi,” ujarnya.
Anies mengatakan “yang terjadi tahun 60an terjadi ledakan jumlah mahasiswa, tidak pernah dalam sejarah bangsa kita ada anak-anak muda bukan anak siapa-siapa bisa kuliah di perguruan tinggi.”
Menurut Anies, “di era sebelumnya harus anak 'seseorang' untuk bisa masuk ke perguruan tinggi, tapi mulai tahun itu awal 60-an masuk lah generasi baru ke perguruan tinggi.”
Ia melanjutkan “yang terjadi tahun 70-an mereka masuk ke lapangan pekerjaan, tahun 80-an mereka menjadi kelas pertama menengah Indonesia rekayasanya lewat pendidikan.”
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan