Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hibah Riset IRN Kembali Dibuka, Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Jadi Isu Penting

Kompas.com - 28/06/2020, 22:11 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Program Indofood Riset Nugraha (IRN) tahun akademik 2020/2021 kembali dibuka bagi mahasiswa S1 tingkat akhir semua jurusan untuk memperoleh bantuan dana riset.

Sesuai kondisi pandemi yang dihadapi saat ini, program IRN mengangkat tema “Milenial dan Penelitian Pangan Era Kenormalan Baru Menuju Indonesia Maju.”

Selain itu, sosialisasi program kepada para mahasiswa dilaksanakan pada Sabtu, 27 Juni 2020 diikuti lebih dari 2.000 mahasiswa dari 55 universitas secara daring melalui webinar dan live streaming di media sosial.

Dana riset dan dewan pakar

“Kami terus berupaya mendukung agar mahasiswa S1 dapat menyelesaikan riset atau tugas akhirnya sebagai syarat kelulusan," jelas Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim.

Ia menambahkan, "Tetapi kami percaya, mahasiswa sebagai generasi milenial yang tanggap teknologi akan mampu beradaptasi dan melakukan berbagai penyesuaian di era kenormalan baru."

Baca juga: Penelitian Covid-19 seperti Perlombaan, Ini yang Harus Diperhatikan

 

Ia menjelaskan program IRN, selain memberikan bantuan dana riset, mahasiswa juga akan mendapatkan bimbingan langsung dari Dewan Pakar IRN.

"Sehingga dengan perpaduan kreativitas milenial dan bimbingan dari para pakar, memungkinkan semakin banyak riset yang aplikatif, mudah dan menjadi solusi bagi masyarakat seperti untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini,” jelas Axton.

Axton juga menyampaikan bahwa program IRN terus mendorong penelitian pangan berbasis pada kearifan lokal yang dimiliki Indonesia.

“Pangan lokal Indonesia sangat beragam dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Disinilah diperlukan inovasi-inovasi dari berbagai sisi baik teknologi, nilai gizi, pengembangan sistem, kreativitas kemasan, marketing hingga sistem distribusinya," papar Axton.

Pada akhirnya riset pangan yang unggul dapat mendukung kemandirian pangan nasional,” tegasnya.

Isu ketahanan pangan

Sosialisasi program IRN 2020/2021 kepada para mahasiswa dilaksanakan pada Sabtu, 27 Juni 2020 diikuti lebih dari 2.000 mahasiswa dari 55 universitas secara daring melalui webinar dan live streaming di media sosial.DOK. INDOFOOD Sosialisasi program IRN 2020/2021 kepada para mahasiswa dilaksanakan pada Sabtu, 27 Juni 2020 diikuti lebih dari 2.000 mahasiswa dari 55 universitas secara daring melalui webinar dan live streaming di media sosial.

Dalam kesempatan sama, Prof. Bustanul Arifin, Pakar Ekonomi Pertanian dari Universitas Lampung menjelaskan riset pangan di era normal baru justru sangat dibutuhkan untuk mengatasi dampak pandemi covid-19.

Prof. Bustanul mengatakan FAO dan IFPRI telah mengingatkan akan adanya krisis pangan yang terjadi, bukan karena lonjakan harga namun karena anjloknya ekonomi dan menurunnya daya beli.

Baca juga: Ahli: Meski Ingin Cepat, Penelitian Covid-19 Harus Jaga Integritas

"Krisis pangan dipicu akses pangan terganggu. Kondisi itu akan parah jika ketersediaan pangan terganggu," papar Prof. Bustanul.

Oleh karena itu, menurutnya, riset pangan menjadi penting dalam memasuki era normal baru. "Untuk penelitiannya dapat menggunakan data sekunder maupun terjun langsung ke lapangan dengan menerapkan protokol kesehatan," saran Prof. Bustanul.

Ia menodorong mahasiswa dapat berpartisipasi dalam IRN ini terkait penelitian ketahanan pangan. "Misal penelitian bidang ekonomi pangan, ketahanan pangan dan gizi, covid-19 dan sistem nilai, sistem produksi pangan, panen dan pascapanen, hingga digitalisasi pangan," jelasnya.

Beasiswa IRN 2020

Program IRN yang merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Indofood pilar Building Human Capital, terbuka bagi mahasiswa S1 yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya dan berasal dari berbagai jurusan.

Objek penelitian adalah sumber daya pangan lokal baik berasal dari darat maupun laut, aneka pangan sumber karbohidrat (seperti serelia jagung, sorgum, gandum, aneka umbi, dll), kelapa dan kelapa sawit, rempah-rempah, hasil ternak, hasil laut dan perikanan serta produk pangan lokal unggul lainnya.

Adapun bidang penelitiannya meliputi bidang produksi (agro teknologi), teknologi (pasca panen dan pengolahan), kesehatan dan gizi masyarakat, serta bidang sosial ekonomi dan budaya.

Untuk mendapatkan dana penelitian, mahasiswa perlu mendaftarkan proposal penelitiannya melalui website www.indofoodrisetnugraha.com atau mengirimkan email ke indofoodrisetnugraha@indofood.co.id mulai 27 Juni hingga 30 Juli 2020.

Baca juga: Dapat Kucuran Dana Hibah, Ini 20 Penelitian tentang Covid-19 dari Fakultas Kedokteran UI

 

Syarat lainnya adalah jangka waktu penelitian paling lama 1 (satu) tahun, menyertakan riwayat hidup lengkap mahasiswa dan dosen pembimbing serta penelitian dilakukan di Indonesia.

Seluruh proposal tersebut akan menjalani proses seleksi, baik seleksi administratif, maupun seleksi substantif penelitian.

Mahasiswa yang lolos dalam program IRN, selain mendapatkan bantuan dana penelitian, juga akan dibimbing secara khusus oleh Dewan Pakar IRN. Di akhir program, tiga peneliti terbaik akan mendapatkan kesempatan memperoleh special appreciation dari Indofood.

Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2006, Program IRN telah menerima sekitar 5.000 proposal dan mendanai lebih dari 800 penelitian mahasiswa.

“Kami berharap melalui Program IRN kali ini, akan semakin tinggi minat riset di kalangan generasi milenial. Semakin banyak riset-riset unggul yang dihasilkan mahasiswa dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, daya saing bangsa serta pada akhirnya dapat mendukung kemandirian pangan nasional,” tutup Axton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com