Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UGM: Seperti Ini Efektivitas Rapid Test

Kompas.com - 05/07/2020, 13:58 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sampai saat ini, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Padahal, segala upaya telah dilakukan guna menekan laju bertambahnya kasus positif.

Untuk itulah tak heran jika pemerintah mendorong agar dilaksanakan rapid test di berbagai daerah. Terlebih di daerah memiliki kasus Covid-19 yang tinggi.

Tidak hanya itu saja, banyak masyarakat yang secara mandiri melakukan rapid test karena khawatir terpapar Covid-19.

Menurut akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga Ketua Satgas Covid-19, Dr. dr. Rustamadji., M.Kes., rapid test terbagi menjadi dua jenis yakni rapid test anti bodi dan rapid tes antigen.

Baca juga: Guru Besar Farmasi UGM: Ini Terapi Penyembuhan Covid-19

Adapun keduanya digunakan sebagai langkah skrining awal dalam deteksi Covid-19. Namun bukan untuk mendiagnosis infeksi Covid-19 pada seseorang.

"Rapid test tidak bisa digunakan untuk penegakan diagnosis Covid-19, namun hanya untuk pemeriksaan awal saja," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Sabtu (4/7/2020).

Rapid test antibodi

Lebih jauh, Adji menjelaskan, bahwa rapid test antibodi kurang efektif digunakan untuk mendiagnosis Covid-19.

Rapid test antibodi lebih tepat digunakan untuk tujuan surveilans kesehatan masyarakat seperti melihat kekebalan pada suatu kelompok/komunitas.

Dikatakan, rapid test antibodi dilakukan berdasar pada terbentuknya antibodi yakni IgM dan IgG dalam tubuh sebagai mekanisme proteksi terhadap serangan bakteri maupun virus, bukan mendeteksi keberadaan virus.

Dengan kata lain, tes ini hanya mendeteksi antibodi dalam tubuh seseorang apakah pernah terinfeksi atau terpapar virus corona.

"Untuk memastikan keberadaan virus di tubuh atau seseorang terinfeksi virus corona ya dengan uji swab, rapid test hanya sebagai langkah pemeriksaan awal saja," jelas Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM.

Rapid test antigen

Sedangkan untuk rapid test antigen, Adji mengatakan tes ini sedikit lebih efektif karena bisa mendeteksi antigen atau virusnya.

Meski begitu, baik rapid test antibodi maupun antigen hanya sebagai langkah skrining awal bukan pemeriksaan untuk mendiagnosis infeksi virus corona.

Untuk menekan penyebaran virus corona, Adji meminta masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan.

Yakni konsisten untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun, mencuci tangan dengan sabun, serta menerapkan etika saat bersin.

Baca juga: UGM Pimpin Pembuatan Inovasi Rapid Test Covid-19 RI-GHA

Disamping itu, menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Dengan begitu, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan Covid-19 di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau