KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Zullies Ikawati menyarankan agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap klaim penemuan obat Covid-19 yang belum diuji kebenarannya.
Saran tersebut berkaitan dengan ramainya perbincangan atas klaim penemuan antibodi yang disebut dapat mencegah dan menyembuhkan pasien yang terinfeksi Covid-19.
“Jika ada berita-berita yang mengklaim penemuan obat Covid-19, jangan cepat percaya, karena penemuan obat Covid-19 tidak semudah itu. Carilah info-info berimbang pada lembaga-lembaga yang terpercaya seperti Badan POM,” papar Zullies seperti dilansir dari laman UGM.
Baca juga: Pakar IPB: Dibutuhkan 3 Bumi Untuk Penuhi Kebutuhan Manusia Tahun 2050
Ia juga menerangkan, pernyataan penemuan antibodi Covid-19 yang berasal dari herbal merupakan istilah yang tidak tepat.
Pasalnya, antibodi sendiri adalah suatu protein yang dibentuk oleh sistem imun ketika menghadapi paparan antigen/patogen, bisa berupa virus, bakteri, jamur, dan lainnya, termasuk terhadap virus Covid-19.
“Jadi kalau ada orang yang mengklaim menemukan atau menciptakan antibodi, tentu itu hal yang sangat tidak tepat,” imbuhnya.
Antibodi, terangnya, adalah senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel imun, yaitu oleh sel limfosit B yang bekerja melawan antigen.
Baca juga: Kampus Terbaik di Australia Buka Beasiswa S1-S2 Senilai Rp 250 Juta
Dalam kasus Covid-19, yang bisa disebut sebagai produk antibodi adalah plasma convalescent yang berasal dari pasien Covid-19 yang sudah sembuh.
“Pasien Covid-19 yang sudah sembuh akan memiliki antibodi terhadap Covid-19, nah ini yang kemudian diisolasi plasma darahnya lalu ditransfusikan kepada pasien sakit, di mana plasma darah ini mengandung antibodi Covid-19,” terang Zullies.
Untuk kasus lain, lanjut dia, antibodi bisa diisolasi dari makhluk hidup dan mungkin dikemas menjadi satu sediaan, misalnya anti-bisa ular (ABU).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.