KOMPAS.com - Di Indonesia, wabah corona virus disease 19 (Covid-19) mulai menyebar sejak Maret 2020. Sampai saat ini, setiap hari terus terjadi penambahan kasus terjangkit virus tersebut.
Segala upaya terus dilakukan pemerintah agar pandemi ini segera berakhir. Salah satu upaya yang bisa dilakukan masyarakat ialah mencegahnya.
Selain memakai masker dan mematuhi potokol kesehatan, masyarakat juga harus menjaga kesehatan diri termasuk meningkatkan sistem imun tubuh.
Baca juga: Guru Besar UB: Jamu Optimalkan Sistem Imun untuk Cegah Corona
Melansir laman resmi Farmasi UGM, Minggu (16/8/2020), berikut ini ada penjelasan dari akademisi UGM termasuk Guru Besar Farmasi UGM Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.
Sistem imun dapat ditingkatkan atau ditekan, salah satunya dengan pemberian imunomodulator. Imunomodulator adalah senyawa yang mampu berinteraksi dengan sistem imun sehingga dapat menaikkan (imunostimulator) atau menekan (imunosupresan) respon imun.
Contohnya penerima organ transplantasi dibutuhkan imunosupresan, misalnya steroid dan siklosporin, untuk menekan sistem imunnya agar tidak terjadi reaksi penolakan pada organ tersebut.
Namun sebaliknya, pada keadaan dengan risiko tinggi terjadinya infeksi seperti pandemic Covid-19 ini, diperlukan imunostimulan untuk meningkatkan kemampuan tubuh menangkal infeksi virus.
Saat ini banyak senyawa-senyawa baik vitamin maupun herbal dari alam yang tersedia secara komersial diklaim memiliki efek imunostimulan.
Berikut ini contoh-contoh bahan atau senyawa yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem imun:
Studi pada pasien sehat, pemberian vitamin C memperbaiki beberapa komponen dari parameter imunitas manusia, seperti aktivitas antimikroba dan sel NK dan perbanyakan sel limfosit.
Jadi, vitamin C diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempertahankan respon yang memadai terhadap patogen serta menghindari kerusakan yang berlebihan pada inang.
Vitamin D berperan dalam mengatur perbanyakan sel T, mengontrol proses dan fungsi sel limfosit. Singkatnya, vitamin D mendukung aktivasi imunitas antibakteri dan antivirus.
Pada kasus kekurangan vitamin D, kadar sitokin pro peradangan meningkat dan mengurangi efektivitas respon imun terhadap infeksi secara signifikan.
Vitamin E bersifat sebagai antioksidan yang mampu menetralkan molekul yang tidak stabil yang dapat merusak sel. Vitamin E dapat melindungi vitamin A dan beberapa lipid dari kerusakan.
Vitamin E dapat meningkatkan pembentukan sel linfosit T naif dan mengawali sinyal aktivasi sel T, serta memodulasi keseimbangan Th1/Th2.