KOMPAS.com - Jika Anda memiliki anak balita dan sudah suka mencoret-cotet, maka itu adalah hal yang baik. Sebab, kemampuan menulis anak mulai tumbuh.
Jadi, jangan marah ya jika tembok di rumah banyak coretan. Atau di buku, majalah, lantai banyak coretan dari sang buah hati.
Karena semua ini merupakan bagian dari perkembangan bahasa anak yang harus distimulasi dengan baik. Tapi, bagaimana tahapan kemampuan anak dan bagaimana cara menstimulasinya?
Baca juga: Tips Mengajarkan Anak Kemandirian Sejak Dini dan Manfaatnya
Merangkum akun resmi Instagram Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selasa (18/8/2020), ini tahapannya.
1. Tahap mencoret atau membuat goresan
Pada tahap ini, anak mulai suka mencoret-coret, baik itu di kertas, lantai atau di dinding atau apa saja yang dianggapnya dapat ditulis.
2. Tahap pengulangan secara linier
Anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal. Tulisan yang dihasilkan anak seperti membuat gambar rumput.
3. Tahap menulis secara random
Anak belajar tentang tulisan yaitu tulisan yang dibuat sudah berbentuk huruf, walaupun huruf yang muncul masih acak.
4. Tahap menulis tulisan nama
Anak mulai menghubungkan antara tulisan dan bunyi.
1. Orang tua dan guru pada tahap menulis dapat menyediakan bahan seperti cat, krayon, pensil, spidol, buku, kertas dan lain sebagainya.
2. Orang tua dan guru memberi kegiatan yang berkaitan dengan tulisan, misalnya bermain peran di restoran.
3. Menjadi model bagi anak. Guru atau orang tua dapat menghubungkan tulisan atau kosakata baru dengan topik yang menarik.