Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Tips Membangun Keterampilan Sosial pada Anak Usia Dini

Kompas.com - 12/08/2020, 11:10 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ketika anak masih usia dini, penting sekali agar dibekali mengenai keterampilan sosial. Keterampilan ini dapat berkontribusi pada keberhasilan sosial nantinya.

Bahkan bisa sampai pada keberhasilan akademik anak di sekolah seiring bertambahnya usia mereka. Lalu apakah yang disebut dengan keterampilan sosial tersebut?

Melansir akun Instagram Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selasa (11/8/2020), ini tips membangun keterampilan sosial pada anak.

Baca juga: 5 Cara Tumbuhkan Minat Baca Anak Usia Dini

Pengembangan keterampilan sosial anak dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari melalui tiga proses, yakni:

1. Pengenalan

Anak harus dikenalkan, dipahamkan dan dibangun rasa empati dan keterampilan sosial. Seperti rasa tanggung jawab, rasa saling menghargai, toleransi, antri atau menunggu giliran dan berlaku adil.

2. Memutuskan

Setelah mampu mengenali, anak dapat memutuskan apa yang harus ia lakukan, misalnya anak dapat memutuskan bahwa ia harus membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan, bertanggung jawab terhadap diri sendiri ataupun orang lain dan bekerja sama untuk menyelesaikan suatu proyek.

3. Bertindak

Setelah memutuskan, anak akan bertindak melakukan sesuatu yang sesuai untuk situasi pada saat itu.

Contoh:

  • Anak segera membantu temannya yang sedang merapikan buku.
  • Anak sabar menunggu giliran atau antri.
  • Anak saling menghargai perbedaan agama dengan temannya. Misalnya, hal ini terlihat ketika anak saling menghargai cara berdoa dan beribadah berdasarkan kepercayaan masing-masing.

Atau bisa juga anak bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Misalnya selesai makan anak membersihkan sisa makanannya dan membuang ke tempat sampah yang sudah disediakan oleh guru.

Berikut ini yang dapat dilakukan guru untuk membentuk keterampilan sosial anak:

Bermain kelompok

Guru hendaknya mampu mendorong anak-anak untuk terbiasa berperilaku prososial akan menjadikan mereka menjadi orang dewasa yang memiliki rasa empati, murah hari dan terbuka untuk menerima bantuan ketika dibutuhkan.

Menjadi model bagi anak

Guru adalah idola bagi anak. Anak-anak selalu memperhatikan gurunya. Perilaku dan ucapan guru ditiru anak baik di sekolah dan di luar sekolah. Begitu juga dengan perilaku orang tua di rumah.

Baca juga: Orangtua, Perhatikan Dampak dan Ciri-ciri Kekerasan Seksual pada Anak

Melakukan pengondisian lingkungan

Berikan pujian, pelukan dan hadiah yang bermakna diiringi dengan kalimat yang menjelaskan perilaku prososial yang muncul pada anak. Misalnya, "Wah hebat sekali, ibu bangga Budi sudah berbagi mainan dengan Adi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com