Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival dan Serambi Literasi, Upaya Kemendikbud Peringati Hari Aksara di Tengah Pandemi

Kompas.com - 01/09/2020, 17:19 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Di masa pandemi, hampir seluruh acara beralih ke dunia virtual. Tidak terkecuali kegiatan Festival Literasi Indonesia (FLI) 2020 dan web seminar Serambi Literasi yang dibuat sebagai peringatan Hari Aksara Internasional (HAI).

"Nanti kami tampilkan hasil-hasil produk unggulan pengembangan literasi masyarakat. Antara lain ada workshop kegiatan literasi masyarakat, pelatihan online," tutur Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Samto pada Senin (31/8/2020) di Bogor.

Dengan mengangkat tema Pembelajaran Literasi pada Masa Pandemi COVID-19, Momentum Perubahan Paradigma Pendidikan, Direktorat PMPK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membagi kegiatan FLI 2020 dalam 5 acara virtual.

Baca juga: Ingin Baca Buku di Aplikasi EPerpusdikbud, Begini Caranya

Berikut ini merupakan 5 kegiatan virtual yang difasilitasi oleh Kemendikbud.

  1. Pameran foto dan video.
  2. Pameran produk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
  3. Sukses story.
  4. Web seminar.
  5. Gelar wicara (talk show).

Masyarakat dapat melihat pameran foto dan video sejak Selasa (1/9/2020) hingga Senin (7/9/2020) pada situs resmi FLI 2020.

Sementara itu, web seminar Serambi Literasi sudah terlaksana sejak 24 Juli hingga 28 Agustus 2020. Tema yang diusung dalam Serambi Literasi adalah pendidikan inklusi, pendidikan berkelanjutan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan menapaki jejak literasi pemberantasan buta aksara.

“Seluruhnya ada 10 sesi, yang kami lakukan setiap hari Jumat. Ada dua sesi,” jelas Samto.

Masalah Buta Aksara di Indonesia

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik 2018, data menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang buta aksara menurun. Dari 3,4 juta orang pada 2017 menjadi 3,29 juta orang.

Dalam acara Penyusunan Modul Hari Aksara International 2020, Samto menjelaskan bahwa mayoritas orang yang buta aksara tinggal di daerah terpencil.

“Memerlukan perjuangan, 3 juta orang ini tinggal di daerah sulit perlu upaya strategi agar masyarakat Indonesia terlayani dan mendapatkan informasi dengan kemampuan baca tulis," ungkap Santo.

Pasalnya, pemerintah Indonesia ingin terus berupaya untuk menghapuskan jumlah orang yang buta aksara.

Baca juga: Ajak Anak Gemar Menabung Lewat Komik Literasi Keuangan Bankir Cilik Ini

Melansir dari artikel Just Actions, bila semua orang dewasa bisa membaca serta menulis, mereka bisa memanfaatkan kemampuan tersebut untuk pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, kesehatan, dan partisipasi politik.

Alhasil, peningkatan masyarakat yang melek huruf memang sejalan dengan peningkatan produktivitas dan pendapatan tenaga kerja, hasil kesehatan, serta partisipasi politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com