Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Ini 3 Aspek Membentuk Karakter Seseorang dan Upayanya

Kompas.com - 16/09/2020, 07:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di abad ke-21, ada banyak perubahan dan perkembangan. Terlebih di bidang teknologi dan informasi. Hanya saja, dengan kemudahan yang ada itu menjadikan generasi muda juga berubah.

Agar generasi muda tangguh dan siap menghadapi tantangan, maka lingkungan pendidikan harus menyiapkan dengan baik. Salah satunya membekali generasi muda dengan pembentukan karakter.

Pembentukan karakter itu paling tepat ada di tingkat SMP. Sebab, siswa mulai berpikir untuk menentukan dan melangkah seperti apa dirinya nanti.

Baca juga: Orangtua, Berikut 6 Manfaat Anak Dilibatkan Saat Memasak

Menurut Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, (Dirjen PAUD-Dasmen) Kemendikbud, Jumeri, siswa SMP harus dibentuk karakternya agar berakhlakul karimah, dan berkepribadian baik.

"Karena individu yang baik hanya bisa diperoleh dari lingkungan yang baik," ujar Jumeri pada kegiatan Antisipasi Tindak Kekerasan Peserta Didik Jenjang SMP Angkatan III yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Selasa (15/9/2020) seperti dikutip dari laman Kemendikbud.

3 aspek pembentukan karakter

Dijelaskan, ada tiga aspek yang membentuk karakter seseorang, yakni:

1. Keluarga atau rumah yang memberi pengaruh sangat besar yaitu 60 persen.

2. Satuan pendidikan yang memberi pengaruh sebesar 25-30 persen.

3. Masyarakat yang memberi pengaruh sebesar 10-15 persen.

Tripusat pendidikan tersebut mempengaruhi pembinaan karakter siswa sehingga harus mendapat perhatian. Jumeri menekankan perlunya kolaborasi semua warga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang baik tersebut.

"Masing-masing aspek mempengaruhi satu sama lainnya. Pada aspek pertama dan kedua kita masih bisa kendalikan, tapi kalau di level masyarakat akan sulit," tambahnya.

Upaya mencegah kekerasan

Upaya mencegah dan mengatasi tindak kekerasan adalah dengan selalu berpikir dan bertindak positif. Jadi kekerasan tidak boleh dilawan dengan kekerasan.

Untuk mencegah tindak kekerasan, menurut Jumeri ialah mendorong semua pihak menggalakkan berbagai kegiatan edukatif seperti:

1. Menyiapkan program sekolah yang ramah anak, menyenangkan, dan model pembelajaran yang mengarah pada pembinaan karakter peserta didik.

2. Meningkatkan fasilitas sekolah yang dapat memonitor seluruh sudut sekolah dengan baik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau