“Anak-anak di level usia 6 – 9 tahun membutuhkan sesuatu yang konkrit. Jadi bukan gurunya yang ngomong terus, tetapi dikasih kesempatan untuk anak-anak eksplorasi, menunjukan rasa ingin tahunya, dan menemukan sesuatu,” ujar Jenitha.
Jenitha juga menekankan, guru tidak bisa mereplikasikan atau menduplikasi pembelajaran offline menuju online. Guru seharusnya lebih fokus pada pembelajaran prioritas.
Untuk itu, Eirene dan Jenitha membagikan beberapa ide saat PJJ untuk anak usia dini dan sekolah dasar. Berikut ini merupakan ide-ide mereka.
1. Pembukaan kelas
Membuka pelajaran dengan sapaan yang menyenangkan merupakan suatu hal yang perlu dilakukan menurut Eirene dan Jenitha.
Guru bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memungkinkan anak bergerak atau membangun relasi jarak jauh.
“Ini penting agar mereka tahu, saya ini walaupun tidak bertemu teman saya secara tatap muka, tetapi saya tetap merasa terhubung dengan teman-teman saya,” jelas Jenitha.
Baca juga: Guru, Atasi Kebosanan Siswa dengan Kelas Interaktif dari Aplikasi Ini
Jenitha juga biasanya mengajak anak-anak ke luar untuk memberitahukan tentang cuaca mereka untuk menekankan aspek eksplorasi.
2. Kegiatan belajar mengajar
Eksplorasi dengan dunia sekitar juga bisa dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar dan diletakkan pada bagian pendahuluan, inti, maupun review pembelajaran.
“Walaupun dia tidak bertemu teman-temannya secara fisik, tetapi setidaknya pembelajaran itu tidak mengharuskan dia hanya terfokus di satu sudut ruangan di dalam rumah,” imbuh Eirene.
Misalnya ketika pelajaran ilmu pengetahuan alam, guru bisa meminta anak-anak untuk menaruh air di dalam wadah dan ditaruh ke bawah matahari. Kemudian anak-anak mengukur tinggi air tersebut.
Setelah pembelajaran hampir usai, guru bisa meminta anak untuk mengukur kembali tinggi air di dalam wadah. Dengan begitu, siswa bisa belajar secara langsung proses air yang menguap.
Jika anak didik sudah terlanjur malas bergerak dan semangat belajarnya kurang, Eirene menyarankan untuk menerapkan sistem pemberian penghargaan.
“Bisa pemberlakukan sistem reward pada anak-anak walaupun dia tidak bergerak seheboh teman-temannya yang lain,” sarannya.
3. Aktivitas istirahat otak
Apabila anak sudah mulai terlihat kehilangan fokusnya, guru bisa membuat jeda dalam pembelajaran dengan aktivitas bermain sambal belajar.
Misalnya, bermain Simons Says di mana anak fokus mendengarkan perkataan guru dan mengikutinya. Namun semasa PJJ, guru dapat memodifikasi permainan ini.