Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Siswa Daftar Myres 2020, Tradisi Riset Madrasah Bergeliat

Kompas.com - 28/09/2020, 15:12 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Madrasah Young Researcher Super Camp (Myres) 2020 diminati oleh ribuan siswa. Jumlah pendaftar disebut meningkat ketimbang gelaran Myres tahun sebelumnya.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar mengatakan, terjadi lonjakan pendaftar yang signifikan pada Myres 2020.

"Ada lonjakan pendaftar yang signifikan pada Myres 2020, mencapai 5.600 pendaftar," jelas Umar di Jakarta, Senin (28/09/2020), seperti dilansir dari laman Kemenag.

Baca juga: Beasiswa Unggulan Kemendikbud Ramai Peminat, Apa Saja yang Didapat?

Umar mengatakan, Myres kali pertama digelar tahun 2018. Saat itu, proposal yang masuk hanya 666 naskah. Tahun 2019, jumlahnya meningkat menjadi 1.018 proposal, 215 MTs dan 803 MA.

Di tahun 2020, pada penutupan pendaftaran 25 September 2020, total ada 5.600 proposal yang didaftarkan.

Jumlah ini terdiri atas 2.140 pendaftar dari jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan 3.460 jenjang Madrasah Aliyah (MA).

Nantinya, kata dia, ada tiga bidang yang dilombakan di tiap jenjang, yaitu riset Matematika, Sains, dan Pengembangan Teknologi (MTs 859 pendaftar, MA 1.383 pendaftar), riset Ilmu Sosial dan Humaniora (MTs 846 pendaftar, MA 1.387 pendaftar), dan riset Ilmu Keagamaan (MTs 435 pendaftar, MA 690 pendaftar).

Baca juga: Seperti Ini Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Indonesia Pintar

"Tahun 2020 naik signifikan. Ini menunjukkan tradisi riset di madrasah terus bergeliat, bahkan sejak tsanawiyah," tegasnya.

Lahirkan jiwa ilmuwan di kalangan siswa madrasah

Myres sendiri merupakan ajang kompetisi yang didesain untuk menumbuhkan budaya meneliti di kalangan siswa madrasah.

Termasuk mengasah potensi intelektual siswa madrasah, sekaligus mendorong pencapaian hasil penelitian mereka yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.

Penelitian di bidang Ilmu Keagamaan, lanjut Umar, difokuskan pada riset tentang pemikiran, sikap, prilaku, pranata/tradisi keagamaan dan pengajaran Islam. Bidang ini antara lain penelitian tentang Al-Quran, Hadits, Tafsir, Fiqih, Ilmu Kalam, Sejarah Kebudayaan Islam, integrasi keilmuan Islam, dan lainnya.

Baca juga: Intip Biaya Kuliah S1-S2 di 3 Negara: Australia, Selandia Baru, Inggris

Untuk Ilmu Sosial dan Humaniora, penelitian yang dilakukan terkait kajian fundamental dan/atau terapan berkenaan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, baik ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, seni budaya, bahasa dan sastra, sejarah, geografi, pendidikan, dan lainnya.

Adapun untuk bidang Ilmu Matematika, Sains, dan Pengembangan Teknologi, penelitiannya tentang kemampuan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan ilmu matematika, eksplorasi alam semesta, modifikasi, inovasi dan teknologi, atau aplikasi dari ilmu pengetahuan alam untuk menemukan solusi dalam memenuhi kebutuhan manusia.

"Ini misalnya penelitian tentang aljabar, trigonometri, statistika, lingkungan, mikrobiologi, zoologi, geofisika, biokimia, bioteknologi, dan lainnya," jelas Umar.

Saat ini, kata dia, akan dilakukan penilaian atas ribuan naskah proposal yang masuk.

Baca juga: Jadwal dan Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN dan PTS 2020

"Hasil penilaian proposal akan diumumkan pada 6 Oktober 2020 melalui web Kemenag," lanjutnya.

Lima provinsi dengan pendaftar terbanyak adalah Jawa Timur (1058), Jawa Tengah (787), Jawa Barat (774), Sumatera Barat (367), dan DI Yogyakarya (314). Adapun tiga provinsi dengan pendaftar paling sedikit adalah Papua (6), Kalimantan Utara (9), dan Maluku (16).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com