Pasalnya pada zaman dahulu, Suku Sakai menerapkan pola hidup nomaden atau berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan lain.
Dengan pola kehidupan Suku Sakai ini, mereka pun meninggalkan kekayaan budaya yang menarik bila menilik benda peningggalannya seperti keperluan rumah tangga, pakaian, dan alat pertanian yang 100 persen terbuat dari alam.
Suku yang mendiami kawasan pedalaman Riau di Sumatera ini sangat bergantung pada alam, terutama hutan dan sungai.
Baca juga: Pandemi Bukan Halangan Memajukan Pendidikan Daerah Pedalaman
Melanjutkan pendidikan menuju jenjang perguruan tinggi membawa manfaat untuk siswa agar bisa memiliki kemampuan akademik untuk menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kesenian.
Mengingat peraturan negara Indonesia dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1, setiap warga negara Indonesia juga memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.
Maka dari itu, Sinar Mas Agribusiness and Food menaruh perhatikan khusus bagi Suku Sakai untuk mendukung pengembangan dan kemajuan hidup mereka lewat beberapa program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate social responsibility / CSR).
Bukan hanya membantu pada jenjang perguruan tinggi, Sinar Mas Agribusiness and Food juga membantu Suku Sakai mengeyam pendidikan di tingkat Taman Kanak-Kanak hingga SMA.
Mereka menyediakan transportasi bus antar jemput sekolah gratis, membangun 36 Rumah Pintar untuk pelatihan masyarakat setempat, serta mendonasikan buku atau materi pembelajaran bagi lebih dari 14.300 penerima manfaatnya.
Hingga 2019, Sinar Mas Agribusiness and Food telah menyediakan dana anggaran senilai 2,4 juta US dollar atau setara dengan Rp35,3 miliar untuk program beasiswanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.