KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membawa dampak luar biasa di segala sektor. Tak terkecuali di sektor pendidikan. Karena itu, siswa harus mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Melalui aplikasi SIM PKB Kemendikbud RI dan jaringan Wahana Visi Indonesia (WVI), WVI didukung PREDIKT melakukan riset Suara Guru di masa pandemi Covid-19 dengan fokus pada guru SLB dan daerah 3T.
Menurut Avianto Amri, Ph.D (CEO PREDIKT), ada sebanyak 27.046 responden yang disurvei. Yakni guru dan tenaga kependidikan di 34 provinsi Indonesia.
Adapun jumlah presentasenya ialah 95 persen di daerah non 3T dan 5 persen di daerah 3T. Pendidikan umum sebanyak 74 persen dan pendidikan khusus/inklusi 26 persen.
Baca juga: Kemendikbud Buka Pendaftaran Pendamping Guru Penggerak, Ini Kriterianya
"Dari riset ini kami ingin melihat bagaimana perspektif guru mengenai PJJ selama pandemi Covid-19 ini," ujar Avianto pada webinar Hasil Penelitian Suara Guru di Masa Pandemi Covid-19, Kamis (22/10/2020).
Tak hanya itu saja, penelitian ini juga untuk melihat apa yang diharapkan guru. Terlebih bagi guru yang mengajar di daerah 3T serta guru SLB.
Sehingga hasil penelitian ini bisa menjadi masukan pada Kemendikbud untuk mengambil kebijakan ke depannya terkait PJJ dalam masa pandemi.
Adapun potensi penelitian kedepan:
Sementara narasumber lain, Mega Indrawati, M.Pd (Education Team Leader Wahana Visi Indonesia) menjelaskan, ada temuan menarik dari riset ini.
Yakni guru di daerah 3T sebesar 30 persen cenderung lebih merasa kondisi akan aman dibandingkan guru daerah lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.