Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kegiatan Pengisi Liburan yang Dapat Mengajarkan Anak Kesabaran

Kompas.com - 30/10/2020, 16:13 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi membuat banyak hal kini bisa didapat dengan lebih cepat bahkan instan.

Mengajak anak untuk melakukan kegiatan yang dapat melatih kesabaran agar bisa memahami pentingnya sebuah proses. Bahwa proses tak selamanya instan, kadang butuh waktu yang lebih lama.

Merangkum laman portal edukasi Sekolah.mu, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bing Nursery School dari Standford University terhadap anak usia 3 hingga 4 tahun, ditemukan bahwa anak yang lebih sabar ternyata cenderung tumbuh lebih cerdas.

Sehingga, mengajarkan kesabaran pada anak sedini mungkin sangat penting untuk masa depannya.

Baca juga: Berapa Usia Ideal Anak Belajar Bahasa Inggris?

Berikut pilihan kegiatan yang dapat melatih kesabaran anak:

1. Menanam tanaman

Menanam tanaman di rumah bisa menjadi pilihan selama liburan atau selama anak belajar dari rumah. Orangtua dapat mengajak anak untuk menanam buah, sayuran atau bunga yang disukainya.

Kegiatan ini dapat mengajarkan anak tentang apa itu proses, bahwa tumbuhan memerlukan proses dan perawatan agar bisa tumbuh dengan baik.

Anak juga bisa belajar tentang tanggung jawab dalam merawat tanaman tersebut, seperti menyiramnya setiap hari, hingga tanaman tumbuh dengan baik.

Baca juga: Aplikasi Ini Bantu Siswa Pecahkan Soal Matematika

2. Mengajak anak membuat kue

Proses membuat kue harus melewati beberapa tahap. Mulai dari menyiapkan bahan, peralatan, mengolah bahan kue, memanggang kue, hingga menghias kue.

Selain belajar keterampilan memasak, proses ini mengajarkan anak kesabaran untuk melewati serangkaian tahap.

Setelah kue matang, orangtua juga bisa menekankan pentingnya menghargai makanan karena proses pembuatannya tidaklah mudah.

3. Bermain permainan teka teki

Melansir laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, anak prasekolah, tepatnya mulai 4 sampai 6 tahun memang senang bermain teka-teki.

Kesenangan ini muncul karena pengaruh lingkungan ketika anak sudah bersosialisasi dengan teman-temannya yang sebaya maupun berumur di atasnya.

Baca juga: Kemendikbud Bakal Upayakan Digitalisasi Sekolah pada 2021

Misalnya dengan cara bertanya, ”Aku buah-buahan, rasanya manis, rambutku banyak dan warnaku merah, apa hayo?”

Permainan teka-teki dapat mengasah kreativitas dan memperkaya wawasan anak. Karenanya, sebaiknya orang tua menanggapi pertanyaan teka-teki anak. Memikirkan dan menjawabnya secara serius sehingga anak merasa dihargai.

Hindari jawaban asal-asalan yang bisa membuat anak malas memberikan soal teka-teki lagi.

Melalui permainan ini, anak juga bisa dilatih kesabaran untuk menemukan jawaban yang tepat, memahami bahwa salah tebak bukan hal yang buruk, selama anak terus berusaha mencari jawaban yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau