Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2020, 08:02 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, Finlandia menjadi negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Hanya saja, semua tidak bisa didapat secara tiba-tiba.

Tetapi dimulai dari sebuah konsep yang disepakati 40 tahun lalu. Tak hanya Finlandia, negara Jepang juga salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia.

Hal itu diungkapkan Sosiolog dan Pengajar Vokasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Panja Peta Jalan Pendidikan bersama Komisi X DPR, Kamis (12/11/2020).

"Melalui legislatif, mereka bersepakat untuk memajukan bangsa melalui bidang sumber daya manusia (SDM) yang dituangkan dalam peta jalan pendidikan dengan fokus memperbaiki mutu guru," ujar Devie seperti dikutip dari laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud, Sabtu (14/11/2020).

Baca juga: Seperti Ini Catatan Kritis Komisi X DPR Terkait Peta Jalan Pendidikan

Dijelaskan, Indonesia harus belajar dari negara yang sudah berhasil menjawab tantangan-tantangan tersebut. Meskipun bukan berarti kedua negara tersebut tidak ada kekurangan dalam konteks regulasi dan aplikasinya.

Kini, mutu guru perlu dilatih guna memperluas metode pengajaran dan pendampingan terhadap anak.

Sebab, guru memiliki peran sebagai motivator dan evaluator, serta mempertajam dan mengarahkan anak.

Peran ini tidak dapat digantikan oleh siapa pun untuk membentuk sumber daya manusia berkarakter.

Perbaikan mutu dari level bawah

Untuk itu, perbaikan mutu guru harus dimulai dari level paling bawah, yakni pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam hal membentuk karakter anak.

Pasalnya, dengan karakter atau soft skill yang baik, sumber daya manusia Indonesia akan dapat bersaing dan diterima industri.

Berdasarkan riset yang dilakukan UI dengan responden 50 CEO yang diwawancarai pada 2018 dan 2019 tentang perilaku tenaga kerja muda di mata profesional.

Sehingga, karakter itu diperlukan karena menjadi tantangan internal yang dibutuhkan selama ini.

Menurutnya, dari riset tersebut ditemukan fakta, tingkat kreativitas tenaga kerja muda sangat baik. Namun sayangnya, hal ini tidak sejalan dengan perilaku mereka ketika berada di lingkungan kerja.

Hal ini membuat industri lebih tertarik untuk mempekerjakan anak Indonesia lulusan luar negeri dan anak dari daerah.

"Problemnya bukan karena sekolah di luar negeri, tetapi lulusan dari perguruan tinggi luar negeri ini mempunyai etos kerja luar biasa," tegasnya.

Untuk itulah, Devie menyatakan bahwa peran pendidikan sejak dini sangatlah penting. Pemerintah harus fokus meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia secara bertahap di setiap jenjang sehingga semuanya ditangani dengan baik.

Baca juga: Tips Sederhana agar Anak Hormat pada Orangtua

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, kajian dari akademisi akan menjadi rekomendasi dan bahan pertimbangan Panja Peta Jalan Pendidikan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com