Ke depannya, untuk mendukung industri akuakultur berkelanjutan, pengembangan vaksin yang berasal dari isolat lokal akan terus dilakukan yang dibarengi dengan pengembangan metode pemberian, evaluasi dan diseminasi.
Dijelaskan Prof Sukenda, metode vaksinasi ikan dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu:
Pemberian vaksin melalui cara perendaman lebih praktis untuk penerapan pada benih ikan yang masih rentan terhadap serangan penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya masih belum sempurna.
Baca juga: Manfaatkan Waktu Luang, Mahasiswa IPB Coba Bisnis Ini
"Metode infiltrasi hiperosmotik yang kami kembangkan merupakan modifikasi dari metode perendaman untuk mengefektifkan pemberian vaksin," katanya.
Metode ini dilakukan dengan menggunakan media yang dibuat hipertonik dari tubuh ikan dengan memberikan kejutan salinitas sehingga jumlah vaksin yang diserap lebih banyak.
"Hasil penelitian menunjukkan vaksinasi ikan nila secara infiltrasi hiperosmotik dengan kejutan salinitas sampai 20 gram perliter selama lima menit mampu meningkatkan proteksi ikan terhadap serangan bakteri S. agalactiae," jelas Prof. Sukenda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.