Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawan Stigma "Anak Gifted", Noble Academy: Perlu Penanganan Khusus

Kompas.com - 30/11/2020, 12:37 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Ia melanjutkan, "mereka sudah bisa memikirkan jauh ke depan sementara orang lain belum memikirkannya tapi banyak yang tak memahami dirinya."

"Sungguh ini suatu kelebihan bukan kekurangan. Anak-anak ini sebuah anugerah karena ia punya potensi lebih yang diberikan Tuhan. Saya yakin dengan kelebihan yang mereka miliki, mereka dapat mengubah dunia," tegas Evy.

Baca juga: Pentingnya Pendidikan dan Sekolah Khusus untuk Anak Gifted

Menyiapkan era revolusi industri 4.0

Inisiator dan Director Noble Academy Jakarta, Nancy Dinar menceritakan motivasinya mendirikan lembaga pendidikannya dilatarbelakangi keresahan sebagai seorang ibu dengan anak gifted.

"Dua anak saya cukup cerdas mereka tak bisa mengikuti pelajaran di sekolah biasa. Akhirnya saya buka lembaga pendidikan ini Noble Academy. Kurikulumnya dua yaitu kurikulum Nasional indonesia dan kurikulum Nasional Amerika," ungkap Nancy.

Ia mengatakan, berdasarkan data 67 persen anak gifted mengalami underachievement atau tidak ditangani dengan baik. Sementara di Indonesia diperkirakan sebanyak 2,6 juta anak Indonesia yang berpotensi gifted salah dalam penanganan.

"Meski sekarang banyak orang bicara soal underachievement tapi tidak ada sekolah yang bisa menampung mereka. Di sinilah kami mengambil andil," ujar Nancy Dinar.

Di balik segala keterbatasan pembelajaran jarak jauh akibat pandemik, ujar Nancy, seluruh Noblian (sebutan untuk civitas akademika Noble Academy) tetap bersemangat dan akhirnya bisa melanjutkan proses belajar mengajar.

Baca juga: Kisah Anak Gifted Maria Clara Yubilea, Hobi Mogok Sekolah hingga Minta Homeschool (Bagian I)

 

Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya Noble Academy dalam meningkatkan kompetensi guru, di antaranya dengan mengirim guru mengikuti training selama liburan semester, sehingga para guru mengantongi Apple Certified Teacher dan Google Certified Educator.

"Dengan demikian guru mudah mengikuti dan melakukan pengembangan teknologi dan gadget terkini," ujar Nancy.

Lebih jauh Nancy menyampaikan, hal lain yang menjadi sorotan pada tahun ajaran baru ini adalah penekanan pada passion project yang akan mengarahkan para siswa agar menghasilkan project berkualitas.

Nancy mengatakan, "passion project memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat, mengaplikasi skill belajar."

"Harapannya, para anak gifted ini akan mampu menjawab tantangan karier di masa revolusi industri 4.0 yang tak hanya akan melenyapkan sejumlah jenis pekerjaan namun di sisi lain juga menghadirkan jenis pekerjaan baru," pungkas Nancy Dinar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau