Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LLDikti III Beri 2 Penghargaan bagi Unika Atma Jaya

Kompas.com - 01/12/2020, 18:27 WIB
Dian Ihsan,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unika Atma Jaya memperoleh peringkat pertama dalam kategori Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan persentase jabatan akademik dan sertifikat pendidik atau dosen terbanyak dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Jakarta, dengan jumlah penilaian sebanyak 405 atau setara 86,54 persen.

Selain itu, kampus tersebut juga berhasil masuk tiga besar skor kinerja penelitian tertinggi berdasarkan klasterisasi pendidikan tinggi kategori universitas di tahun 2020 bersama dengan Universitas Trisakti dan Universitas Tarumanagara.

Baca juga: Kemendikbud Buka Kerja Magang Mahasiswa, Ini Posisi Dibutuhkan

Rektor Unika Atma Jaya A. Prasetyantoko menyebut kalau Unika Atma Jaya terbukti berhasil menunjukan kualitas unggulannya sebagai intitusi pendidikan. Hal ini tampak dari keberhasilan kampus dalam penilaian kualitas dosen dan kualitas penelitiannya.

"Kualitas perguruan tinggi dapat dinilai dari kualitas dosen dan kualitas penelitiannya. Penghargaan Unika Atma Jaya dari LLDikti3 membuktikan Unika Atma Jaya unggul dalam dua aspek, melalui dua penghargaan tersebut," kata Prasetyantoko lewat siaran pers resminya, Selasa (1/12/2020).

Dia mengharapkan, kampus ini terus konsisten melakukan pembenahan dan peningkatan mutu, khususnya di dua hal yang mendapatkan penghargaan di tahun ini.

"Upaya tersebut tidak terlepas fokus pembenahan atau transformasi di bidang organisasi dan akademik," jelas dia.

Dia menyebutkan, pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 merupakan chief transformation bagi perguruan tinggi, di mana segala perubahan menjadi tantangan untuk dapat beradaptasi. Hingga Unika Atma Jaya meraih World 5-Star QS Stars 2020.

"Memang banyak kendala dalam pembelajaran daring selama pandemi ini, mulai dari ketidaksiapan terutama dosen, kualitas dan mutu kegiatan belajar mengajar menurun, hingga dukungan infrastruktur yang kurang memadai," terang dia.

Lakukan inovasi kurikulum

Dia menyatakan, sebagai salah satu perguruan tinggi di lingkungan LLDikti Wilayah III terus melakukan inovasi kurikulum. Kampus ini juga terus memanfaatkan dan memaksimalkan teknologi dengan membuat roadmap pengembangan seperti multiplatform, multi sources, kursus/sertifikasi data science dengan Microsoft.

Memang, lanjut dia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud melalui LLDikti mendorong Perguruan Tinggi untuk dapat berkembang. Perkembangan yang diharapkan seperti mahasiswa dapat meningkatkan interaksi belajar dalam skema hak belajar tiga semester di luar program studi.

Jika hal ini dapat dilaksanakan, maka akan memicu hubungan link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja, di mana output pembelajaran terlihat dari capaian mahasiswa. Prinsip Kampus Merdeka akan mewujudkan ekosistem yang akan menghasilkan SDM unggul serta mengalirkan karya-karya dari perguruan tinggi ke dunia nyata.

"Indikator Kinerja Utama (IKU) akan menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi ke depannya melalui transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi. Insentif berdasarkan pencapaian IKU, Matching fund untuk kerjasama dengan mitra Perguruan Tinggi dan competitive fund," terang Prasetyantoko.

Kepala LLDikti Wilayah III, Agus Setyo Budi menjelaskan, kalau kolaborasi antara pendidikan tinggi, dunia industri, dunia kerja, dan dunia usaha sangatlah penting.

Baca juga: Jelang 60 Tahun Unika Atma Jaya, Prestasi Online Learning dan Pendidikan Karakter

Dia menyebut program Kampus Merdeka merupakan terobosan dari Kemendikbud untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau