Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB: Pengasuh Terbaik Anak adalah Ibu

Kompas.com - 27/12/2020, 18:46 WIB
Dian Ihsan,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dosen IPB dari Divisi Perkembangan Anak, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Melly Latifah mengatakan, kedekatan antara anak dan ibu akan terbentuk jika respon yang diberikan positif.

Selain itu, kata Melly, ibu juga harus memberikan kasih sayang dan belas kasih kepada anak secara stabil.

Baca juga: Orangtua, Kenali 4 Dampak Negatif bila Anak Kurang Bermain

"Nah ini yang harus diperhatikan, emosi ibu harus stabil. Maka yang terbaik pengasuh anak itu adalah ibu sendiri. Kalau ganti-ganti, emosi dari setiap orang yang berbeda dapat dirasakan oleh anak," kata Melly melansir laman IPB, Minggu (27/12/2020).

Dia menyatakan, sangat penting bila ibu yang mengasuh anak selalu disertai dengan kontak mata.

"Langkah berikutnya adalah senyuman, maka para ibu sebagai orangtua harus senantiasa mengusahakan regulasi yang baik sebagai seseorang yang telah dewasa," jelas dia.

Kemudian, ibu harus memberikan kehangatan kepada anak. Kehangatan dapat berupa usaha memberikan timbal balik.

"Contohnya saat anak memberikan senyum, maka ibu atau pengasuh utama hendaklah merespon senyuman tersebut dengan senyuman atau pujian," tutur dia.

Setelah itu, ibu harus memberikan sentuhan kepada anak. Karena, sudah menjadi sifat dasar manusia butuh untuk saling bersentuhan dengan orang-orang di sekitarnya. Selain itu anak juga perlu untuk bergerak dan beraktivitas.

Baca juga: Sandra Dewi: Ajarkan Anak Kata Maaf dan Terima Kasih

"Kepada para ibu, kita memang dikaruniai kandungan yang memang mengharuskan untuk memelihara anak. Maka peran keibuan perlu dimiliki dan terus ditingkatkan," ujar dia.

Anak tak butuh kemewahan

Dia menekankan, anak tidak hanya membutuhkan pengasuhan fisik seperti penyediaan makanan bergizi, tempat tinggal yang nyaman, serta pakaian yang layak.

Akan tetapi anak juga membutuhkan pengasuhan emosional dan psikologis, berupa rasa cinta, sentuhan, dan kedekatan, yang akhirnya bisa membentuk temperamen yang stabil.

Temperamen adalah pola variasi respon dan reaksi emosional seorang anak terhadap lingkungannya, temperamen sangat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku seseorang.

"Temperamen anak dibedakan menjadi easy temprament, difficult temprament dan slow to warm up temprament. Kedekatan yang erat antara anak dan ibu dapat membantu temperamen anak menjadi easy baby, tidak rewel, tenang dan mudah bekerjasama," papar Melly.

Sebaliknya, difficult baby cenderung rewel, mudah gelisah, sulit berbaur dengan orang atau situasi baru, serta memiliki suasana hati yang cenderung negatif.

Baca juga: Andy Noya: Orangtua Jangan Paksa Anak Pilih Jurusan Kuliah

"Sedangkan slow to warm up baby ditandai dengan aktivitas yang rendah, intensitas reaksi rendah, serta kecenderungan untuk menarik diri dari situasi yang baru atau sulit beradaptasi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau