Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdampak Negatif pada Prestasi Anak, Orangtua Hindari 3 Sikap Ini

Kompas.com - 08/01/2021, 19:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Capaian prestasi nyatanya tak hanya dipengaruhi oleh usaha anak dalam belajar. Ada faktor-faktor pendukung lain juga ikut memengaruhi capaian anak dalam bidang akademis maupun capaian lain dalam kehidupan.

Merangkum laman platform edukasi Sekolah.mu, sayangnya tak sedikit orangtua yang hanya menilai prestasi secara akademis. Padahal, terlalu fokus pada capaian akademis dapat membuat prestasi anak menjadi menurun.

Berikut sejumlah sikap lain yang perlu dihindari orangtua karena dapat berdampak negatif pada prestasi anak:

Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Kartu Indonesia Pintar untuk SD-SMA

1. Terlalu mengatur aktivitas anak

Terkadang, orangtua terlalu ambisius menginginkan anak mencapai nilai akademik pada bidang tertentu. Sehingga orangtua kerap mengatur jadwal dan aktivitas anak untuk mendalami pelajaran tersebut.

Sehingga, tanpa disadari anak akan kesempatan untuk menggali minat dan bakatnya.

Padahal, memaksa anak untuk mempelajari hal atau memilih jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat dapat membuat anak kehilangan minatnya dalam belajar, berkeinginan berhenti belajar, hingga bingung dalam menentukan arah karier nantinya.

Keadaan ini sebenarnya dapat dapat diminimalisasi sejak awal. Sebab, siswa Indonesia sekarang dapat mengetahui pilihan jurusan maupun bidang studi dengan lebih baik dengan tersedianya tes kepribadian atau tes minat dan bakat.

Baca juga: Mendikbud Nadiem: Ada 3 Dosa di Sekolah yang Tidak Boleh Ditoleransi

2. Tidak ada penghargaan atas prestasi

Beri anak penghargaan saat ini mampu mengukir prestasi meski di luar pelajaran atau bidang-bidang yang dianggap penting oleh orangtua.

Tak hanya di sisi akademik, namun juga hobi, perilaku baik, dan hal-hal positif yang dilakukan anak, ternyata juga membutuhkan perhatian orangtua.

Penghargaan dapat membuat anak semakin semangat untuk mengukir prestasi dan capaian lainnya, bahkan mendorong anak untuk terus berperilaku baik karena ia senang melakukannya.

Baca juga: 30 Kampus Terbaik Indonesia Versi “QS Asia University Rankings 2021”

3. Sering membandingkan capaian anak

Tanpa disadari, sikap orangtua saat meminta anak menjadi seperti orang lain justru membuat anak tidak semangat dan mudah menyerah.

Padahal, tiap anak memiliki minat dan bakat berbeda, memiliki capaian berbeda, bahkan kondisi kesehatan atau psikologis yang berbeda. Sehingga, membandingkan anak dengan anak lainnya bukan pilihan bijak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

UI Masuk 200 Kampus Top Dunia, Sekian Biaya Kuliah Jalur Mandiri UI 2025
UI Masuk 200 Kampus Top Dunia, Sekian Biaya Kuliah Jalur Mandiri UI 2025
Edu
Cek 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS
Cek 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS
Edu
Kisah Sherly Phangestu, Mahasiswa Indonesia Dapat Pujian CEO Apple
Kisah Sherly Phangestu, Mahasiswa Indonesia Dapat Pujian CEO Apple
Edu
Ramai Sekolah Ilegal, Ini Cara Cek Sekolah yang Pakai Kurikulum Cambridge
Ramai Sekolah Ilegal, Ini Cara Cek Sekolah yang Pakai Kurikulum Cambridge
Edu
Jadwal SPMB Jatim 2025 Tahap 2 sampai 4 dan Cara Pendaftarannya
Jadwal SPMB Jatim 2025 Tahap 2 sampai 4 dan Cara Pendaftarannya
Edu
Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Edu
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Edu
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Edu
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Edu
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
Edu
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Edu
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Edu
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Edu
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Edu
Buka Peluang Pelajar dan Dosen Kuliah ke Eropa, Pemerintah Gandeng Uni Eropa
Buka Peluang Pelajar dan Dosen Kuliah ke Eropa, Pemerintah Gandeng Uni Eropa
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau