KOMPAS.com - Anak-anak generasi abad 21 tentu berbeda dengan anak-anak zaman dahulu. Kini anak generasi abad 21 dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis.
Apa itu kemampuan berpikir kritis? Merangkum akun Instagram Kemendikbud, Minggu (10/1/2021), berikut penjelasannya.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang digunakan untuk menganalisis fakta, mengemukakan dan mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen serta memecahkan masalah.
Berpikir kritis mendorong anak, terutama anak usia dini untuk menerima informasi, menganalisisnya, dan membuat penilaian tentangnya, dan semua hal ini membutuhkan imajinasi dan rasa ingin tahu.
Baca juga: Akademisi UI: Begini 3 Tips Belajar Bahasa Asing bagi Anak
Ketika anak-anak menerima informasi baru, mereka mengisi semacam perpustakaan di dalam otak mereka. Mereka harus memikirkan tentang bagaimana informasi baru itu sesuai dengan apa yang sudah mereka ketahui, ataupun yang belum mereka ketahui.
Untuk dapat melatih kemampuan ini ada beberapa kunci dan tips yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru.
Menjelaskan
Evaluasi
Memprediksi
Berkarya
Mengembangkan hipotesis
Penyelesaian masalah sederhana
1. Dorong anak untuk menjelaskan sesuatu
Bicaralah dengan anak tentang suatu hal yang terjadi dan dorong mereka untuk memanfaatkan pengetahuannya dan keterampilan penalaran mereka untuk memberikan penjelasan, serta alasan untuk membuat kesimpulan tentang hal tersebut.
2. Dorong anak untuk dapat melakukan evaluasi
Dorong anak untuk mengemukakan pendapat mereka sendiri tentang berbagai objek, peristiwa ataupun pengalaman, libatkan mereka untuk mengevaluasinya. Mintalah mereka untuk mengemukakan pendapatnya tentang hal tersebut.
3. Beri komentar dan ajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk membantu prediksi
Ketika membacakan cerita, orang tua dan guru dapat meminta anak untuk menebak kelanjutan isi cerita sebelumnya menceritakannya dengan utuh, misalkan tanyakan pada anak "kira-kira apa yang terjadi selanjutnya yah?"
4. Dorong anak untuk dapat membangun hipotesis
Dorong dan berikan penguatan pada anak tentang hasil yang dia dapatkan dari kegiatannya.
Baca juga: 4 Prinsip Gizi Seimbang bagi Anak Usia Dini
5. Dorong anak untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya
Ketika anak menemukan masalah, ajukan pertanyaan seperti, "apa ide lain yang bisa kita coba?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.