Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Dewobroto
Pendidik dan Peneliti

Pendidik dan Peneliti di bidang Kewirausahaan. Tim Kewirausahaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sekretaris Umum Komunitas Tangan Diatas.

Gong 2021, Kampus Tanpa Demarkasi

Kompas.com - 14/01/2021, 10:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Ini bukan Gong 2000, kalau anda masuk dalam generasi baby boomers angkatan akhir pasti tahu Gong 2000. Sangat terkenal dengan album musik yang rilis awal 1990-an, menceritakan kebangkitan bangsa-bangsa Timur.

Ini adalah Gong 2021 yang menandai terealisasinya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim tahun 2020 lalu.

Dengan adanya program MBKM ini, kini tak ada lagi garis demarkasi antar-kampus.

Ya, ketika regulasi sudah siap, infrastruktur teknologi sudah siap, dan mahasiswa pun tak kalah siap, maka sudah saatnya gong ditabuh untuk menandai berjalannya program MBKM tersebut.

Tujuan utama program Merdeka Belajar adalah menggali potensi terbesar guru/dosen dan murid/mahasiswa berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri.

Baca juga: Dirjen Dikti: Kampus Merdeka Siapkan Kompetensi Masa Depan

Akselerasi Kampus Merdeka

Mengutip Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, transformasi pendidikan secara digital sudah dilakukan sejak 20 tahun silam namun, progress-nya terbilang sangat lamban.

Hal ini disebabkan sebagian besar Perguruan Tinggi (PT) masih belum menyadari pentingnya penggunaan teknologi digital dalam kurikulum.

Pandemi Covid-19 yang tengah melanda ini kian mempercepat transformasi tersebut, di mana PT dituntut untuk mengadopsi metode pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online.

Saat pandemi Covid-19 ini seluruh kampus sudah menjadi digital hanya dalam beberapa minggu, di mana seluruh pembelajaran berbasiskan digital.

Selain itu, Nizam mengungkapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) juga mempercepat transformasi digital melalui program Kampus Merdeka, di mana mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah di luar program studinya.

Hal ini dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menambah pengetahuan digitalnya dengan mengambil mata kuliah berkaitan dengan internet of things.

Ditjen Dikti pun turut berkontribusi dalam mendorong akselerasi transformasi pendidikan di sekolah dasar, salah satunya melalui program Kampus Mengajar.

Dalam program ini, mahasiswa dapat mendampingi guru dalam pemanfaatan teknologi, guna mempermudah proses pembelajaran, khususnya melalui metode pembelajaran daring semasa pandemi.

Dengan demikian, kampus tidak hanya berjalan sendiri melainkan berkolaborasi dengan mitra industri, pemain teknologi global, serta masyarakat seperti pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pembangunan desa dan kota pintar yang disinergikan melalui program Kampus Merdeka.

Pemerintah juga sudah menganggarkan pendanaan dalam Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) demi mempercepat digitalisasi pendidikan tinggi dan mencapai pembelajaran yang berorientasi pada masa depan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau