KOMPAS.com - Perkembangan otak anak dipengaruhi oleh sejumlah hal. Selain nutrisi, tumbuh kembang otak juga dipengaruhi oleh stimulasi dari lingkungan, termasuk juga dari pola asuh orang tua.
Kekurangan stimulasi atau kelebihan stimulasi dinilai dapat mengganggu tumbuh kembang anak, bisa berupa gangguan sensorik, motorik maupun gangguan dari proses kecerdasan dan perilaku.
Spesialis Syaraf Anak Departemen Neurologi RSCM Yetty Ramli dalam webinar Siberkreasi bertajuk “Dampak Teknologi Terhadap Perkembangan Otak pada Anak” mengatakan, pada saat anak menggunakan gawai, gadget ataupun televisi itu akan menimbulkan stimulus di otaknya.
Baca juga: KIP Sekolah Sasar 17,9 Juta Siswa di 2021, Ini Besaran Dana Bantuan
“Nanti ada persepsi di otak yang akan disimpan melalui informasi, kalau informasi itu bagus yang diterima anak pun akan berdampak positif. akan tetapi jika anak mengonsumsi informasi yang negatif maka akan ada perubahan di otak anak tersebut yang mengarah kepada hal negatif pula,” papar Yetty seperti dilansir dari laman Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Menurutnya, lingkungan terutama orang tua sangat berperan penting agar anak terhindar dari paparan informasi yang tidak sesuai dan menimbulkan efek negatif.
"Apalagi di era perkembangan teknologi dan digital yang semakin pesat dan semakin dekat dengan kehidupan manusia," imbuh dia.
Yetty mengatakan, orangtua harus bijak dalam memanfaatkan teknologi terkini yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, termasuk juga dekat dengan anak-anak.
Baca juga: Cair Hari Ini, Dana KJP Plus Tahap II Tahun 2021 Bulan Januari
Berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah dampak teknologi bagi perkembangan otak anak:
Orangtua harus mendorong pemilihan program yang cermat untuk dilihat bersama-sama dan mendiskusikan konten dengan anak-anak maupun anak remaja.
Selain itu orangtua juga perlu mengajarkan keterampilan menonton secara kritis, membatasi dan memfokuskan waktu jangan dihabiskan dengan media.
"Harus selektif serta membatasi pilihan media bagi anak-anak," sarannya.
Ia melanjutkan, orang tua juga harus menekankan kegiatan alternatif dan menciptakan lingkungan bebas media elektronik di kamar anak-anak.
"Hindari penggunaan media sebagai babysitter elektronik," imbuh dia.
Baca juga: Seperti Ini Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Indonesia Pintar
Yetty mengungkapkan masa anak-anak dan remaja adalah periode penting untuk perkembangan otak dan perilaku.
Selama 24 jam berkontribusi pada kinerja kognitif. Oleh karena itu, kata dia, setidaknya berikan waktu selama 60 menit per hari untuk aktivitas fisik.