KOMPAS.com - Membangun keterampilan kerjasama pada anak sejak usia dini akan lebih baik daripada mengajarkan keterampilan ini pada saat anak mulai tumbuh dewasa.
Keterampilan ini bisa diberikan orangtua kepada anak agar anak paham jika manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain.
Orangtua bisa mengajarkan anak mengenai kerjasama dengan mudah. Misalnya, melibatkan anak dalam aktivitas rumah tangga dengan porsi yang sesuai umurnya.
Namun juga perlu memberikan penjelasan pada anak jika kerjasama bukan berarti anak melakukan apa yang diinginkan orang dewasa atau orang lain. Tetapi lebih menekankan pada memberi dan menerima sesuatu yang disepakati bersama-sama untuk dilakukan bersama-sama.
Baca juga: Cerita Eli, Anak Petani Tembakau Asal Jember yang Berhasil Jadi Dokter
Merangkum dari Anggunpaud yang diunggah di laman Instagram Kemendikbud, berikut adalah tips yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk membangun keterampilan kerjasama anak:
1. Membiasakan anak untuk dapat bergiliran
Bergiliran adalah cara yang baik untuk membantu anak-anak memahami lingkungan sosial. Misalnya, ada dua orang anak yang ingin menggunan boneka yang sama, maka anak yang mendapatkan giliran pertama akan menyerahkan boneka tersebut kepada temannya setelah ia selesai menggunakannya.
Tanamkan budaya bergiliran atau antri agar anak bisa menghargai waktu dan lingkungan sekitarnya.
2. Tunjukkan bahwa kontribusi anak penting
Penting bagi orangtua dan guru untuk menunjukkan mengapa dan bagaimana kontribusi anak itu penting. Jadi ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua tidak hanya menggunakan kata jangan, tidak, maupun kalimat perintah lainnya tanpa memberikan alasan yang dipahami oleh anak mengapa mereka harus ikut melakukannya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan