Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Tahun Covid-19 di Indonesia, PPM Manajemen: "Dancing with The Pandemic"

Kompas.com - 01/03/2021, 07:52 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

"Ini akan menjadi sebuah podcast yang dikelola dengan semangat menjadi relevan bagi anak muda yang memiliki ketertarikan terhadap tema bisnis dan manajemen dan dibawakan secara ringan. Podcast akan resmi mengudara per 1 Maret 2021," kata Pepey.

Baca juga: Uhamka: Perkuat Kualitas Pendidikan Tinggi lewat Kampus Merdeka dan Doktorisasi

Semangat "Kampus Merdeka"

Dalam kesempatan sama, Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Prof. Bramantyo Djohanputro mengungkapkan, kekhawatiran loss learning akibat pembelajaran daring dapat diatasi tidak hanya dengan teknologi, namun juga peningkatan kapabilitas.

"Kami alami, kualitas belajar online dan offline bisa sama. Teknologi bukan satu-satunya trigger meningkatkan kualitas. Kapabilitas juga menjadi hal penting meningkatkan kualitas," ujarnya.

Ia melanjutkan selain teknologi sangat penting untuk menghadirkan pembelajaran berkualitas di tengah pandemi lewat tiga pilar utama; pengetahuan, kompetensi dan karakter.

"Bukan hanya pengetahuan tapi juga skill dan attitute. Tujuan pembelajaran, silabus, konten belajar harus mengacu pada tiga hal tersebut," tegas Prof. Bramantyo.

Lebih jauh Prof. Bramantyo mengungkap agilty, kelincahan bergerak, menjadi pembelajaran penting dalam satu tahun pandemi Covid-19 ini.

"Dalam agility apapun kondisinya, organisasi dapat cepat melakukan perubahan. Organisasi juga perlu dengan cepat melakukan inovasi-inovasi, baik dari sisi produk maupun efisiensi," jelasnya.

Mendorong hal tersebut, Prof. Bramantyo menyampaikan pihaknya sebelum program Merdeka Belajar dicanangkan Kemendibud telah mendorong mahasiswa memperoleh kompetensi melalui pengalaman langsung ke dunia usaha maupun kemitraan dengan kampus lain.

"Sebenarnya sudah sejak tahun 1990-an PPM sudah menjalankan Kampus Merdeka lewat berbagai program wajib kerja sebelum membuat tesis maupun kerja sama program yang dijalin dengan universitas internasional di mana mahasiswa bisa belajar di kampus lain seperti semangat Kampus Merdeka," jelasnya.

Dengan demikian, tambah Prof. Bramantyo, lulusan yang dihasilkan benar-benar memiliki kompetensi kerja sehingga banyak mahasiswanya sudah memiliki pekerjaan sebelum lulus lantaran skill, pengalaman dan jejaring yang dimiliki. 

Dalam kesempatan tersebut Prof. Bramantyo kembali menegaskan, pendidikan bukan institusi yang berdiri sendiri. Menurutnya, kualitas pendidikan juga dipengaruhi kontribusi dan interaksi dunia pendidikan dengan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

"Masing-masing harus berkontribusi. Kampus Merdeka ini membuka peran orangtua, dunia usaha. Dunia usaha terlibat, masyarakat menjadi 'laboratorium' bagi mahasiswa. Keterlibatan pemerintah dalam hal regulasi akan membuat perguruan tinggi lebih mampu menjaga dan meningkatkan kualitasnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com