Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekretaris Ditjen Dikti: Perguruan Tinggi Jadi Lokomotif Penurunan Angka Stunting

Kompas.com - 07/04/2021, 14:08 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dunia perguruan tinggi diharapkan menjadi lokomotif akselerasi penurunan angka stunting (gagal tumbuh kembang anak) di Indonesia. Tugas strategis ini juga menjadi program strategis Kedaireka yang digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).

"Jadikanlah insan Dikti sebagai lokomotif akselerasi penurunan stunting di Indonesia," tegas  Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani dalam webinar Kedaireka "Kolaborasi Perguruan Tinggi dalam Mengatasi Stunting di Indonesia”, Kamis (1/4/21).

Paristiyanti Nurwardani mengatakan pihaknya memiliki tantangan menurunkan kasus stunting dari 29 persen menjadi 14 persen.

Oleh karenanya, Paris mengajak insan Dikti bergotong royong, memberikan inovasi dan pengetahuan, keterampilan, dan sikap akhlak mulia kepada negara untuk memerangi stunting dengan sinergi pentahelix (pemerintah, akademisi, komunitas, media, dan industri).

“Kita diminta untuk menurunkan stunting dari 29persen menjadi 14%. Tentu saja hal ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri oleh masing-masing kelembagaan yang ada di Indonesia. Maka dari itu, pencegahan ataupun percepatan penurunan angka stunting di Indonesia akan dikawal secara bersama-sama,” ujarnya.

Baca juga: Kedaireka, Jembatan Perkuat Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri

Sinergi Kedaireka entaskan stunting

Saat ini Indonesia masih masuk dalam daftar 20 negara di dunia yang masih memiliki kasus stunting.

Kasus stunting merupakan permasalahan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan asupan yang diterima oleh tubuh dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan otak dan tinggi badan kurang dari normal.

Sebenarnyam, Indonesia telah melewati batas ambang yang ditetapkan Word Health Organization (WHO), yakni sebesar 30 persen. Meski demikian, stunting tetap menjadi program prioritas skala nasional yang harus dicari solusinya secara bersama. 

Sekretaris Ditjen Dikti menjelaskan, Ditjen Dikti melalui platform Kedaireka akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat merubah tantangan menjadi harapan.

Paris menjelaskan, dalam upaya tersebut, dibutuhkan stakeholder yang sudah diatur dalam platform Kedaireka, dan dinamakan pentahelix stakeholder, di mana pemerintah, akademisi, media, industri, dan perguruan tinggi bersatu untuk menurunkan kasus stunting menjadi 14 persen selama 4 tahun ke depan.

“Maka dari itu mari singsingkan lengan baju kemudian turun ke lapangan berikan apa yang bisa kita berikan kepada negara dan perangi stunting dengan kolaborasi melalui Kedaireka," ajak Paristiyanti.

"Jika ada hal yang harus dikomunikasikan dikolaborasikan dan disinergikan datanglah ke Kedaireka Ditjen Dikti Kemendikbud,” tambah Paristiyanti.

Perhatian khusus perguruan tinggi

Dalam kesempatan sama, Sekretaris Eksekutif TNP2K Setwapres, Suprayoga Hadi mengatakan wakil presiden telah membentuk Tim Pencegahan Percepatan Anak Kerdil (Stunting).

Hadi pun memberikan apresiasi atas upaya kolaborasi yang dilakukan Ditjen Dikti Kemendikbud melalui Kedaireka untuk mengatasi permasalahan ini.

“Tanggung jawab bersama ini sudah sepatutnya diapresiasi karena teman-teman di perguruan tinggi sudah perhatian terhadap upaya penurunan kasus stunting secara kolaboratif dengan pihak-pihak lain,” ujar Hadi.

Baca juga: Kaleidoskop Kemendikbud 2020: Ada Kemah Virtual Pertama di Dunia dan Platform Kolaborasi Kedaireka

Hal senada disampaikan Abdul Razak Thaha, Ketua Umum Institut Gizi Indonesia,  yang menyampaikan pengalamannya bekerja sama dengan beberapa universitas yang memang memfokuskan risetnya dalam penanganan stunting.

Menurutnya, upaya ini dilatarbelakangi karena dalam penanganan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tapi juga pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

“Selain itu keterlibatan berbagai sektor seperti akademisi dan pakar juga sangat diperlukan,” pungkasnya.

Turut hadir pula dalam webinar ini, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2010 – 2011, Fasli Jalal, Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti, Ade Kadarisman, pimpinan perguruan tinggi Indonesia, serta pimpinan LLDikti di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com