KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pernah menyampaikan dunia pendidikan masih dibayang-bayangi oleh tiga dosa besar. Yakni intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan.
"Ketiga hal tersebut sudah semestinya tidak lagi terjadi di semua jenjang pendidikan yang dialami oleh peserta didik kita. Khususnya perempuan," ungkap Nadiem saat memperingati Hari Perempuan Internasional.
Kasus kekerasan seksual ini tidak hanya bisa terjadi di lingkungan masyarakat tapi juga cukup rentan terjadi di lingkungan sekolah.
Lantas seperti apa langkah yang harus diambil untuk bisa melindungi diri dari kekerasan seksual di sekolah?
Baca juga: Mendikbud: Masih Ada 3 Dosa Besar dalam Dunia Pendidikan Indonesia
Melansir laman Direktorat SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kekerasan seksual adalah tindakan yang menjurus ke arah aktivitas seksual pada anak. Baik melalui paksaan, tekanan, atau tipu muslihat tanpa persetujuan dari korban.
Perlu diketahui baik orangtua maupun siswa, bentuk kekerasan seksual pada anak dapat berwujud aktivitas seksual pada anak. Baik melalui paksaan, tekanan, atau tipu muslihat.
Ada banyak ragam tindakan yang termasuk ke dalam kekerasan seksual.
Contohnya seperti mengirimkan atau mempertontonkan konten pornograrfi, menceritakan lelucon seksual atau aktivitas seksual yang membuat tidak nyaman, meminta atau memaksa melakukan hubungan seksual, hingga prostitusi dan juga eksploitasi seksual.
Para siswa, bisa melakukan beberapa hal ini untuk melindungi dari kekerasan seksual.
Baca juga: Dosen UNY: Ini Dampak Bullying bagi Korban dan Pelaku, Berikut Pencegahannya
Siswa SMP harus paham area-area tubuh yang termasuk privasi.
Bagian tubuh tersebut tidak boleh ditatap terlalu lama dan tidak boleh disentuh oleh orang lain tanpa izin dari kita. Contohnya seperti area dada, kemaluan, dan pantat.
Selain itu siswa harus menjauhi lingkungan pergaulan yang kurang baik.
Jika ada teman yang mengajak melakukan tindakan-tindakan asusila, seperti menonton video porno, melecehkan seseorang secara visual, atau menyentuh area privat seseorang, sebaiknya dengan tegas menolaknya dan jangan diikuti.
Dengan begitu, kamu akan terhindar dari kekerasan seksual, baik menjadi pelaku maupun korban.
Baca juga: Agar Presentasi Menarik, Siswa Lakukan 5 Tips Ini
Fakta di lapangan, masih banyak korban kekerasan seksual yang tidak berani melawan ataupun melaporkan kejahatan ke pihak berwajib karena malu.
Padahal, kekerasan seksual haruslah dilawan agar memberikan efek jera kepada pelakunya. Jika mengalami kekerasan seksual, segera berteriak dan laporkan kepada guru dan orangtua.
Lingkungan sekolah seharusnya menjadi tempat yang memberikan rasa aman dan juga nyaman kepada peserta didik.
Tidak hanya memberikan rasa aman dan nyaman dalam kegiatan pembelajaran, tapi juga harus memberikan rasa aman dari kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan perundungan (bullying).
Oleh karena itu, seluruh elemen sekolah harus bekerja sama dan bersinergi dengan baik untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan kondusif.
Baca juga: Siswa, Ini Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Belajar Tatap Muka
Terkait pencegahan kekerasan seksual di lingkungan sekolah, Nadiem menyampaikan, saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mendorong terciptanya lingkungan belajar yang aman bagi peserta didik perempuan.
Dengan diterapkannya Permendikbud nomor 82 tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan untuk tingkat PAUD, Dasar dan Menengah.
"Saat ini Kemendikbud juga tengah mendiskusikan rancangan Permendikbud pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual di perguruan tinggi. Mekanisme terbaik untuk menerima dan menindaklanjuti laporan tiga dosa besar pendidikan di PAUD, sekolah dasar, menengah yang datang dari siswa, guru atau masyarakat," ungkap Nadiem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.