KOMPAS.com - Pembelajaran daring hingga kini masih diikuti oleh sebagian besar siswa sekolah. Selain dari guru, materi pelajaran juga bisa diperoleh dari berbagai sumber.
Salah satunya sumber resmi dari pemerintah. Seperti halnya Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Siswa sekolah yang saat ini belajar mengenai sejarah, secara khusus belajar zaman batu atau zaman pra sejarah, berikut ini penjelasan dari Rumah Belajar Kemendikbud.
Baca juga: Siswa, Yuk Belajar Zaman Batu Paleolithikum
Informasi dilansir dari laman Rumah Belajar Kemendikbud. Berikut ini hasil kebudayaan paleolitikum:
Kebudayaan Pacitan identik dengan kebudayaan zaman batu. Ini karena kebudayaan Pacitan merupakan bagian dari zaman paleolitikum yang mayoritas hasil kebudayaannya berupa batu.
Pola hidup masyarakat pada masa itu adalah berburu dan meramu pada tahap awal, dimana penguasaan manusia terhadap teknologi masih sangat sederhana dan berkaitan erat dengan kebutuhan dasar manusia pada saat itu.
Tujuan utama pembuatan alat-alat sekedar untuk mempermudah memperoleh bahan makanan yang menjadi kebutuhan pokok pada masa itu.
Oleh karena itu, alat-alat yang dibuat baik dari bahan batu, kayu, maupun tulang-tulang hewan masih sangat sederhana dalam bentuk maupun cara pembuatannya.
Tapi, kenapa dinamakan kebudayaan Pacitan? Ya, tentunya kamu masih ingat tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 1935.
Terdapat tokoh yang bernama Von Koenigswald dan Tweedie menemukan dua ribu alat batu di Sungai Baksoko, Desa Punung, Pacitan , Jawa Timur.
Tempat penemuan itu ditentukan sebagai kompleks kapak perimbas dengan sebutan Kebudayaan Pacitan. Jadi, seperti itu penjelasan mengapa dinamakan kebudayaan Pacitan.
Berikut ini hasil-hasil kebudayaan pacitan antara lain adalah:
1. Pahat Genggam
Pahat genggam merupakan alat bantu inti yang dicirikan oleh bentuk alat yang persegi atau bujur sangkar dengan tajaman yang tegak lurus pada sumbu alat.
2. Kapak Perimbas