KOMPAS.com - Raden Adjeng Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai polopor kebangkitan perempuan Indonesia.
Pemikiran dan perjuangan Kartini membuahkan hasil yang begitu besar, yakni hak sosial yang diperoleh perempuan sudah setara dengan laki-laki.
Baca juga: Perjuangan Kartini, Menristek: Majukan Perempuan Indonesia
Bahkan, lewat peran Kartini, perempuan Indonesia sudah banyak yang maju dan sukses di panggung nasional ataupun dunia.
Nah, dari semua perjuangan itu, ternyata ada fakta menarik tentang Kartini.
Merangkum laman Instagram Kemendikbud pada Kamis (22/4/2021), ada enam fakta menarik tentang Kartini buat mereka yang belum mengetahui, baik siswa, mahasiswa, maupun masyarakat umum.
Mari simak penjelasannya, seperti di bawah ini.
1. Ada museum peninggalan Kartini di Jepara
Museum Kartini didirikan pada 30 Maret 1975.
Baca juga: Mendikbud Dorong Kesetaraan Gender Lewat Peran Guru Perempuan
Museum itu berisi benda-benda peninggalan Kartini dan warisan budaya yang ada di Jepada, Jawa Tengah (Jateng).
2. Nama Kartini diabadikan sebagai nama jalan di Belanda
Kartini sebagai pejuang hak perempuan terkenal sampai ke Belanda.
Bahkan, nama Kartini dijadikan sebagai nama jalan di beberapa kota di Belanda, yaitu Utrecht, Amsterdam, dan Haarlem.
3. Kartini adalah seorang pebisnis
Kartini memiliki sebuah bengkel ukir kayu untuk para pemuda di Rembang.
Baca juga: Rektor UIN Jakarta Prihatin Perempuan Terlibat Aksi Terorisme
Oleh karena itu, kriya ukir kayu menjadi tulang punggung perekonomian di Jepara dan Rembang.
4. Kartini mahir berbahasa Belanda
Kartini ternyata mahir menggunakan bahasa Belanda.
Kartini juga memahami tata bahasa Belanda dengan baik. Karena, dia selalu mengisi waktunya dengan banyak membaca buku.
5. Kartini mendirikan sekolah
Semasa hidupnya, perjuangan Kartini tidak pernah sia-sia. Dia pernah mendirikan sekolah.
Baca juga: Isu Reshuffle Kencang, Mendikbud Komunikasi 2 Jam dengan Megawati
Kartini mendirikan sekolah pada tahun 1912. Sekolah yang didirikannya untuk anak pribumi.
6. Kartini mengenalkan ukiran Jepara ke Eropa
Kartini memperkenalkan ukiran Jepara ke Eropa.
Baca juga: Usia 15 Tahun, Zahra Jadi Mahasiswa Termuda di Untirta
Hal itu terlihat nyata di 1929, karena pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Openbare Ambachtschool atau sekolah ukir Jepada sebagai wujud penghargaan bagi Kartini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.