Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Tips Berkomunikasi dengan Anak Disabilitas Pendengaran

Kompas.com - 26/04/2021, 15:43 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda bertemu bahkan berkomunikasi dengan anak yang masuk kategori Anak Disabilitas Pendengaran (ADP)?

Jika pernah, bagaimana cara berkomunikasi atau berinteraksi yang baik? Tentu tidak mudah, karena kita mungkin sebagian tidak bisa bahasa isyarat.

Tentunya, berkomunikasi dengan mereka berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Untuk itu, penting sekali Anda paham bagaimana cara berkomunikasi dengan ADP.

Baca juga: Sambil Nunggu Berbuka, Ajak Anak Lakukan 4 Kegiatan Seru Ini

Melansir akun Instagram Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (23/4/2021), berikut ini penjelasannya.

ADP adalah seseorang yang mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian atau seluruhnya, dan biasanya mengalami hambatan dalam berbicara dan berbahasa.

Secara sosial budaya ADP bukan merupakan kecacatan, bukan pula disabilitas fisik, walaupun sebagian besar masyarakat menilai ADP adalah anak yang tidak bisa mendengar. Mereka adalah kelompok minoritas linguistik pengguna bahasa isyarat.

Orang tua tentu harus bisa semaksimal mungkin membantu mereka bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Berikut ini 7 tips berinteraksi dan berkomunikasi dengan ADP bagi orang tua atau masyarakat:

1. 3S (Sentuh, Salam & Sapa)

Jika ADP tidak bertatap muka dengan orang tua atau orang dewasa, sentuh/tepuk pundak ADP agar tahu bahwa kita sedang mengajaknya berbicara.

Yang boleh dilakukan:

  • Tepuk ADP di bagian bahu perlahan.
  • Dalam keadaan darurat, boleh menggoyangkan bahu ADP jika diperlukan.

Yang tidak boleh dilakukan:

  • Menarik ADP dan menepuk keras-keras bahunya.
  • Menggunakan kaki untuk menendang atau menyentuh kaki ADP.
  • Menepuk kepala, wajah, dada, atau pinggul, atau bagian tubuh lainnya.
  • Menggunakan barang untuk menepuk ADP.

Baca juga: Yuk Kenalkan Konsep Ekonomi pada Anak dari 5 Permainan Ini

2. Melambaikan tangan

Coba gunakan lambaian tangan untuk mengembalikan perhatian ADP kepada anda, atau gunakan cahaya bila berada dalam suatu pertemuan dengan banyak orang.

Yang boleh dilakukan:

  • Melambai dengan satu tangan.
  • Melambai dengan jarak satu meter di depan atau di sebelah ADP.
  • Terus melambai sampai ADP benar-benar memperhatikan.

Yang tidak boleh dilakukan:

  • Melambai dengan menggunakan kedua tangan, kecuali dalam keadaan darurat.
  • Melambai terlalu dekat dengan wajah ADP. Ini bisa saja melukainya.
  • Melambai terlalu lebar.

3. Mengetukkan kaki ke lantai

Yang boleh dilakukan:

  • Ketukkan kaki secukupnya di lantai kayu.
  • Ketukkan kaki agak lebih keras untuk mendapatkan lebih banyak perhatian.
  • Ketukkan kaki beberapa kali, kadang-kadang sekali saja tidak cukup.

Yang tidak boleh dilakukan:

  • Mengetukkan kaki lebih dari beberapa kali saat tidak mendapatkan perhatian.
  • Mengetukkan kaki di lantai yang keras, karena percuma tidak menimbulkan getaran.
  • Mengetukkan kaki di tempat-tempat yang seharusnya sepi. Seperti di perpustakaan, dan rumah sakit, atau tempat lainnya di mana banyak orang bisa mendengar hentakan kakimu.
  • Mengetukkan kaki dengan ekspresi mata melotot. Hal ini menyebabkan ADP takut.

Baca juga: Ini Manfaat Pohon Pisang, Siswa Harus Paham

4. Mematikan dan menghidupkan lampu

Yang boleh dilakukan:

  • Mematikan dan menyalakan lampu dengan cepat hanya satu kali.
  • Jika ADP tidak merespon bisa mematikan lampu lebih dari satu kali.

Yang tidak boleh dilakukan:

  • Mematikan dan menghidupkan lampu terlalu lama, terutama kalau ruangannya sangat gelap, anda malah bisa menyebabkan ADP takut.

5. Kontak mata

  • Jagalah kontak mata dan usahakan posisi mata kita sejajar dengan ADP.
  • Berlututlah jika berbicara dengan merendah ketika ADP sedang duduk atau berdiri.

6. Mimik atau gerakan bibir

  • Gerakkan bibir dengan jelas dan berbicara perlahan.
  • Jika dianggap masih belum mengerti, cobalah untuk mengulang perkataan atau informasi dapat ditulis di kertas dengan kalimat sederhana.
  • Gunakan bahasa tubuh atau ekspresi wajah untuk membantu berkomunikasi.
  • Gunakan media visual, misalnya dengan bahasa isyarat, coretan, gambar, buku cerita bergambar yang menarik.
  • Pelajari dan ajarkan bahasa isyarat untuk percakapan secara penuh.
  • Ajarkan berbahasa yang santun, ramah, dan sopanlah kepada ADP.

Baca juga: Siswa, Yuk Cegah Peredaran Hoaks di Internet dengan 6P

7. Berbicara dengan ADP

Yang boleh dilakukan:

  • Berbicaralah dengan wajah saling menatap, gerakan bibir yang jelas, dan pelan.
  • Ikut sertakan ADP untuk masuk ke dalam satu topik pembicaraan.
  • Tidak perlu berteriak ketika berbicara dengan ADP
  • Untuk Ayah atau guru laki-laki, jika ada kumis terlalu lebat, cukurlah kumis agar bentuk gerak bibirnya terlihat jelas. Untuk ibu atau guru perempuan, pergunakan pewarna bibir atau lipstik yang sewajarnya, agar ADP dapat berkonsentrasi membaca gerak bibir.

Yang tidak boleh dilakukan:

  • Mengalihkan pandangan dan meremehkan saat berbicara dengan ADP.
  • Memasukkan sesuatu ke dalam mulut saat berbicara.
  • Terlalu dekat ketika berbicara, letupan udara yang keluar akan mengganggu mata ADP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com