Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 20/05/2021, 08:54 WIB

KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Prof. Rhenald Kasali menegaskan institusi pendidikan nasional harus bersiap menghadapi hadirnya gelombang perubahan.

"Sekolah harus siap menghadapi wind of change atau gelombang perubahan, siap tidak siap perubahan tengah terjadi diseluruh sektor kehidupan, khususnya pendidikan," ujar Rhenald dalam acara Webinar Series "Bantuan Pemerintah New Teaching Factory" yang diikuti 3.500 Kepala Sekolah Menengah Kejujuruan di Indonesia, Rabu (20/5/2021).

Yang patut diwaspadai juga saat ini, lanjut Prof. Rhenald, jangan sampai output pendidikan nasional menghasilkan lulusan "useless generation" artinya institusi pendidikan hanya menghasilkan lulusan yang tidak bisa bekerja.

Generasi yang tidak bisa berkarya, berinovasi dan memiliki kompetensi ini harus menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Tiga Cara Atasi Kekerasan Seksual di Sekolah

Relevansi di tengah disrupsi

Menurut Prof. Rhenald, saat ini dunia telah mengalami perubahan besar diseluruh sektor kehidupan seiring kemajuan IT dan perkembangan digitalisasi.

"Saat ini orang bisa belajar dari YouTube atau google. Orang yang tidak mengenyam pendidikan akademik tinggi bisa memiliki keahlian yang bisa lebih baik dari lulusan persekolahan atau pendidikan tinggi," ungkapnya.

"Bahkan di UI saya sering kaget melibat kemampuan mahasiswa saya. Mereka lewat berselancar di dunia maya punya informasi dan data lebih baik," tambah Prof. Rhenald.

Ia menceritakan, beberapa waktu lalu saat Yayasan Rumah Perubahan yang dikelolanya berencana membangun rumah adat untuk gedung pertemuan dilahan seluas 1.000 meter.

Pihaknya meminta arsitek dari perguruan tinggi ternama menghitung dan membuat desainnya. Setelah dihitung ternyata disebut angka total 9 hingga 10 miliar.

"Saya mencoba cari arsitek lain sebagai pembanding disebut angkanya Rp 7-8 miliar. Tapi ada seorang rekan mengenalkan saya kepada pria yang bukan dari lulusan perguruan tinggi. Dia hanya lulusan SMK, dia juga membuatkan gambar bangunan 4 dimensi," cerita Prof. Rhenald.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+