Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2021, 17:32 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dahulu, negara berkembang identik dengan kasus kurang gizi dan negara maju identik dengan kasus berat badan berlebih.

Akan tetapi, era globalisasi menyebabkan kasus berat badan berlebih, baik overweight atau obesitas, meningkat di beberapa negara berkembang.

Baca juga: Kenakan Kostum Komodo, Alumnus Unair Pukau Ajang Miss Universe 2020

Seperti Indonesia yang mengalami kenaikan kasus overweight sebesar 5 persen dan obesitas sebesar 11,3 persen dari 2007-2018.

Dosen Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran Unair, Widati menyebut pola makan yang tidak seimbang menjadi salah satu penyebab masalah overweight.

Dia mencontohkan, seperti makanan yang tinggi gula dan energi (kalori), tapi kurang serat dan protein.

Ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas gerak, karena terlalu asik dengan gadget.

Akibatnya, energi yang tidak dipakai diubah menjadi cadangan tubuh berupa lemak yang berpotensi menjadi overweight atau obesitas.

Dia menuturkan, salah satu cara untuk mengetahui status gizi tubuh manusia adalah dengan pemeriksaan antropometri.

Pemeriksaan ini diawali dengan mengukur berat dan tinggi badan.

Selanjutnya, mencari Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan membagi berat badan (dalam bentuk kg), dengan tinggi badan yang dikuadratkan (dalam bentuk cm2).

Baca juga: Puasa Optimalkan Imunitas, Begini Penjelasan Guru Besar IPB

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com