"Sekarang titik letaknya ada dimana? Bisa saja, misalnya terkait akses dimana pasien Covid-19 berat berasal dari sosial ekonomi menengah kebawah dan akses mendapatkan layanan kesehatan lebih sulit. Sampai ke layanan kesehatan lambat sehingga kemungkinan terjadi kematian sangat besar," beber Riris.
Baca juga: Mahasiswa, Ini Lho 12 Perguruan Tinggi Berstatus PTN-BH
3. Sistem rujukan
Riris juga menyinggung soal sistem rujukan. Meskipun saat ini telah ada sistem rujukan namun hal itu belum dikondisikan pada situasi pandemi. Layanan kesehatan membutuhkan kecepatan penanganan.
Karena tidak adanya sistem rujukan cepat, menjadikan layanan terhadap pasien Covid-19 berat berjalan lambat. Sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya kematian.
Baca juga: Dosen IPB: Ini Cara Bedakan Ikan Cupang Jantan dan Betina
4. Varian baru Covid-19
Riris menerangkan, adanya faktor lain yaitu varian baru Coid-19 yang dikabarkan memiliki tingkat penularan lebih tinggi. "Namun ini semua hipotetikal, mana yang mempengaruhi secara riil di lapangan belum diketahui secara pasti," urai Riris.
Untuk menekan angka kasus kematian akibat Covid-19 tidak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah dengan mengevaluasi manajemen kasus terhadap kematian akibat Covid-19 di tanah air.
Baca juga: Pakar IPB Bagikan Tips Merawat Kucing bagi Pemula
Masyarakat juga diharapkan dapat mengambil bagian dengan displin menjalankan protokol kesehatan dengan mematuhi 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Masyarakat harus tetap jalankan prokes, 5M, yang menjadi senjata unggulan untuk mencegah Covid-19," tutup Riris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.