Ini perbedaan serangan jantung dan penyakit jantung:
Jika dilihat dari cakupan penyakit jantung, dapat ditemukan kasus:
Sedangkan, serangan jantung adalah episode kurangnya oksigen dalam otot jantung yang diakibatkan karena tersumbatnya pembuluh darah koroner secara tiba-tiba. Dalam hal ini, pasien akan merasakan nyeri dada hebat, ampeg, dan panas yang mendadak.
Terminologi henti jantung mendadak, yaitu keadaan jantung secara tiba-tiba berhenti melakukan fungsi pompa sehingga darah tidak dapat tersirkulasi.
"Henti jantung mendadak inilah yang sering menyebabkan kematian mendadak," katanya.
Ini cara pencegahan cardiac arrest dan penanganan pertama pada orang yang mengalami serangan jantung.
Pertama-tama yang harus ditelusuri adalah riwayat keluarga yang meninggal mendadak di usia muda. Sehingga, jika terjadi kasus demikian maka cara pencegahannya adalah dengan melakukan medical check up ke dokter jantung.
Tujuannya, untuk dinilai apakah orang yang bersangkutan memiliki risiko tinggi terjadinya cardiac arrest mendadak di masa depan atau tidak.
Sedangkan cara penanganan pertama pada orang yang mengalami serangan jantung adalah segera mencari pertolongan.
Habibie mengatakan penolong juga dapat mengecek kesadaran orang yang terkena serangan jantung dengan meraba nadi di pergelangan tangan atau leher.
"Jika tidak didapatkan nadi, bisa memulai resusitasi jantung paru atau pijat jantung luar dan bantuan napas, sembari penolong lain bisa menghubungi ambulans untuk dapat segera membawa korban ke rumah sakit," jelas Habibie.
Selain itu, jika penolong ingin memposisikan orang yang terkena serangan jantung, posisi yang benar adalah telentang dengan alas yang keras. Posisi ini memungkinkan dilakukannya pijat jantung luar.
Jika orang yang terkena serangan jantung dalam posisi duduk, ia mengkhawatirkan pompa darah dari jantung ke otak semakin sulit. Hal ini dapat membuat orang yang terkena serangan jantung akan semakin tidak sadar dan mempersulit pertolongan pijat jantung luar.
Bagi orang-orang yang hobi berolahraga harus mawas terhadap kondisi tubuhnya sendiri. Terlebih jika memiliki risiko penyakit jantung atau serangan jantung, ia menyarankan menghindari olahraga yang bersifat kompetitif.
Baca juga: Ahli Gizi Unair: Ini Pola Makan Saat Lebaran bagi Penderita Jantung Koroner
Ia memberi saran pasien harus tahu kapan harus berhenti apabila mulai dirasakan dada tidak nyaman.
"Durasi olahraga yang aman bagi pasien jantung yang berisiko mengalami serangan jantung harus ditentukan berdasarkan uji latih jantung yang dilakukan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah," pungkas Habibie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.