Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Kedokteran Unair: 5 Tips Jitu Isolasi Mandiri Covid-19

Kompas.com - 13/07/2021, 11:52 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia telah memasuki gelombang dua. Kenaikan kasus terus bertambah, untuk itu perlu mengetahui cara penanganan apabila terinfeksi Covid-19, khususnya bagi yang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Unair Prof. Djoko Santoso, melakukan isolasi mandiri dengan benar dan disertai pengawasan dokter adalah hal yang patut dilakukan saat melakukan penanganan dini.

Baca juga: Asrama Mahasiswa UI Sediakan 400 Tempat Tidur Isolasi Mandiri Covid-19

Sebab jika salah dalam penanganan, maka isolasi mandiri justru akan memunculkan Covid-19 bagi klaster keluarga.

"Isolasi mandiri di rumah harus dilakukan dengan benar guna memutus mata rantai penularan. Kemudian juga harus dilakukan dengan pengawasan dokter yang berperan dalam penentu kesembuhan," kata Djoko melansir laman Unair, Selasa (13/7/2021).

Dia menyebut, isolasi mandiri di rumah harus dilakukan dengan benar guna memutus mata rantai penularan.

Kemudian juga harus dilakukan dengan pengawasan dokter yang berperan dalam penentu kesembuhan.

Paling tidak ada lima tips bagi pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah. Mari simak kelima tips itu, agar lebih jelas.

1. Memperhatikan lama isolasi

Dia menerangkan, kriteria bebas isolasi mandiri pada pasien Covid-19 dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu orang tanpa gejala (OTG) serta orang dengan gejala.

Baca juga: Dosen Unair: Ini Gizi Penting Saat Isolasi Mandiri di Rumah

Kedua Pengelompokan itu menjadi acuan untuk menentukan masa isolasi.

"OTG dapat dikatakan bebas isolasi jika telah melakukan isolasi mandiri selama sepuluh hari, tapi jika orang dengan gejala adalah sepuluh hari ditambah tiga hari bebas gejala," kata pria kelahiran Jombang ini.

2. Tidak ada kontak erat dengan orang baru

Dia menuturkan, lingkungan yang digunakan untuk isolasi mandiri tidak boleh terpapar oleh kontak erat baru, hal itu ditujukan agar tercipta lingkungan yang mendukung dalam kesembuhan pasien.

Kemudian, orang yang memberikan perawatan langsung kepada pasien harus menggunakan APD sesuai standar guna mencegah munculnya kontak erat baru.

Baca juga: Guru Besar UGM: Interaksi Obat Tak Picu Pasien Covid-19 Meninggal

"Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi Covid-19. Jadi batasi satu orang saja yang berinteraksi merawat pasien dan pilihlah orang yang sehat tanpa penyakit penyerta," jelas dia.

3. Memaksimalkan aktivitas di dalam kamar

Satu hal yang tidak kalah penting, sebut dia, adalah membatasi aktivitas di luar kamar isolasi serta kurangi berbagi ruangan yang sama dengan anggota keluarga.

Agar tidak mudah jenuh dan bosan, pasien dapat melakukan aktivitas sesuai hobinya seperti membaca buku, menulis, meditasi, dan lain-lain.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau