Dalam program tersebut, Google bekerja sama dengan pemerintah dan universitas untuk mengembangkan kurikulum Bangkit dan berkolaborasi lewat program Kampus Merdeka.
Baca juga: Kampus Mengajar, Satu Mahasiswa Undip Bertemu Jokowi dan Nadiem
Adapun tingkat kelulusan tahun 2021 dinilai memiliki kesulitan 80 persen lebih tinggi dibandingkan tingkat kelulusan pada 2020. Saat itu, program Bangkit hanya diikuti 300 peserta saja.
Pada pelaksanaan Bangkit tahun ini, pihak Google menggandeng sejumlah mitra, yakni Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan 14 partner universitas. Bangkit bahkan menerima lebih dari 40.000 pendaftaran dari 3.000 lokasi.
Education Program Lead Google wilayah Asia-Pasifik William Florance mengatakan, kurikulum yang diberikan pada 2021 dinilai lebih “menuntut” ketimbang tahun lalu.
“Ini merupakan bukti betapa mahasiswa Indonesia punya motivasi yang sangat tinggi ketika diberi kesempatan untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi,” ucap William.
Baca juga: Seleksi Guru PPPK 2021, Nadiem: Kita Butuh 1 Juta Guru ASN di Sekolah Negeri
Dalam program Bangkit, peserta wajib mengerjakan tugas akhir kelompok yang terkait dengan salah satu prioritas strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial.
Ia menerangkan, 483 tim peserta diminta untuk mengerjakan berbagai proyek yang berguna untuk masyarakat, seperti membantu kalangan tunarungu, meningkatkan kualitas perawatan di rumah, hingga perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.
Panel juri yang berasal dari bidang akademis, teknologi, dan bisnis nantinya akan menyeleksi 15 tim teratas dan berhak menerima 5.000 dollar Amerika Serikat (AS) dari Google.
Apabila lolos penilaian dari Kemendikbud Ristek, mereka bisa kembali mendapatkan 5.000 dollar AS untuk menyelesaikan proyek.
Baca juga: Nadiem: Kita Kekurangan Jumlah Pengajar dalam Jumlah Cukup Besar
William berujar, meski harus memilih satu dari tiga jalur pembelajaran teknis, para siswa tetap harus mendorong diri untuk keluar dari zona nyaman.
“Mereka mempelajari berbagai keterampilan yang menunjang karier, seperti kepemimpinan persuasif, berpikir kreatif, manajemen waktu, komunikasi, dan kerja sama,” sambungnya.
Selanjutnya, para lulusan program Bangkit akan menjalani bursa kerja virtual selama satu bulan. Bursa ini rencananya akan dimulai pada Senin (26/7/2021).
Para penyedia lapangan kerja yang tergabung dalam Konsorsium Perekrutan Bangkit, seperti Wings Group, Bank BTPN, Fazz Financial, Kalbe Farma, Tokopedia, Gojek, Ruangguru, dan lainnya, akan memprioritaskan para lulusan baru ke ratusan lowongan pekerjaan dan kesempatan magang.
Baca juga: Nadiem: Indonesia Perlu Lebih dari 2,2 Juta Guru
Penting diketahui, sejak 2020, telah ada 2.469 siswa lulus dari program Bangkit. Rencananya, Google akan kembali membuka pendaftaran peserta untuk Bangkit 2022 yang dimulai pada akhir 2021.
Direktur Center of Independent Learning Universitas Indonesia (UI) F Astha Ekadiyanto mengungkapkan bahwa tim dari Google beserta partner yang bekerja sama telah berusaha dengan baik memberikan pengalaman belajar ekstensif untuk peserta.
“Mereka juga memantau progres dan melakukan penyesuaian seiring masukan yang diterima,” tuturnya.
Astha mengaku, dirinya terkesan dengan berbagai proyek tugas akhir yang berhasil diwujudkan dalam waktu sangat singkat.
“Berbagai proyek tersebut mencerminkan kerja sama tim dan komitmen setiap peserta,” ujarnya.
Baca juga: Setelah Jadi CEO Go-Jek, Nadiem Bercita-cita Menarik Orang Asing Belajar di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.