Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Budaya Membaca Latih Anak Berempati dan Kelola Emosi

Kompas.com - 27/07/2021, 15:30 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

“Apapun yang kita ceritakan, Carita mulai muncul rasa ingin tahu dan bertanya. Kami buatkan sudut rak buku dengan ornamen-ornamen hewan, warna-warna cerah, sehingga menarik. Kami lengkapi juga dengan aktivitas menyenangkan yang berkembang dari buku bacaan, agar proses membacanya juga jadi menyenangkan,” jelas Pandu yang mengakui ia bergantian membacakan buku bagi buah hati dengan istrinya.

“Carita suka gambar, jadi saya gambarkan hewan di buku cerita. Harapan kami, anak-anak jika diberikan kebiasaan membaca konsisten, difasilitasi, dan menyenangkan, pasti ada manfaat luar biasa bagi tumbuh kembangnya,” pungkas Pandu.

Budaya baca dibangun oleh orangtua

Bunda PAUD dan Istri Gubernur Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil, mengungkapkan bahwa Jawa Barat ingin memunculkan solusi yang menjawab masalah dari akarnya.

“Kita tahu bahwa Indonesia masih punya masalah indeks membaca dan 80 persen provinsi di Indonesia darurat literasi karena minimnya akses,” jelas Atalia.

Diakuinya, Jawa Barat mencari solusi agar sumber bacaan mudah diakses masyarakat, yang kemudian dijawab dengan munculnya inovasi Kotak Literasi Cerdas (Kolecer).

“Kami menghadirkan Kolecer di tempat-tempat yang dilewati banyak orang, misalnya pelataran masjid, taman-taman, dan kantor. Jadi, masyarakat bisa dengan mudah mendapat akses bacaan,” jelas Atalia.

Dirinya juga menyoroti minimnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan akibat akses sulit, yaitu ada pada angka 23,09 persen (Balitbang dan Perbukuan Kemendikbudristek).

Baca juga: Cerita Siswi SMK Ranking Ke-33 di Kelas yang Lolos Masuk UI

Selain itu, data Kementerian Komunikasi dan Informatika juga menemukan bahwa masyarakat Indonesia lebih suka membaca dari gawai, dan masyarakat juga lebih suka membuka media sosial dibandingkan membaca buku.

Oleh karenanya, Provinsi Jawa Barat berinovasi dengan perpustakaan digital yang di dalamnya terdapat ribuan buku elektronik, bernama Maca Dina Digital Library (Candil).

“Ini pakai Bahasa Sunda, supaya orang mudah mengenalinya,” jelas Atalia.

Dirinya juga menilai bahwa literasi keluarga di rumah sangat didorong pemerintah provinsi Jawa Barat.

“Kami menguatkan kolaborasi dengan pegiat literasi di masyarakat, duta-duta baca kami di 27 kabupaten/ kota. Ini tidak mudah, karena kita sambil berjuang melawan pandemi,” ungkap Atalia.

Namun, Ia juga menegaskan perlunya teladan orang tua dalam berliterasi.

“Anak adalah peniru ulung. Budaya literasi dan gemar membaca bisa dibangun karena mereka melihat lingkungan, termasuk orang tua. Kalau orang tua suka baca, anak akan meniru,” jelas Atalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com