KOMPAS.com - Di masa pandemi Covid-19, masyarakat perlu menjaga daya tahan tubuh agar tidak rentan terpapar virus.
Selain mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, untuk menjaga daya tahan tubuh butuh olahraga rutin.
Guru besar bidang Pendidikan Olahraga Kesehatan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. BM Wara Kushartanti menerangkan, virus corona dibentuk seuntai rantai tunggal RNA, dan termasuk dalam genus Betacoronavirus, garis keturunan B dan subgenus Sarbecovirus.
"Semua virus corona tersebut menimbulkan gangguan utama Pneumonia dengan radang pada kantong udara (alveolus) yang merata sehingga menyebabkan sindrom gangguan pernafasan akut," kata Wara Kushartanti seperti dikutip dari laman UNY, Sabtu (31/7/2021).
Baca juga: 3 Tips Berinvestasi Era Digital ala Dosen UNS
Menurutnya, sistem kekebalan tubuh manusia, baik yang bawaan maupun yang adaptif akan melawan masuknya virus tersebut. Kemudian terjadi ‘peperangan’ antara virus dengan sistem kekebalan tubuh.
Dia menjelaskan, meskipun data tentang jenis olahraga untuk meningkatkan respons imun terhadap Covid-19 masih terbatas, namun ada bukti bahwa tingkat kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dan kematian akibat ISPA lebih rendah pada mereka yang melakukan olahraga teratur.
Baca juga: Mau Kuliah di Jepang? Ikuti Beasiswa GSEP 2022, Simak Syaratnya
Dia mengungkapkan, latihan fisik dengan intensitas sedang akan mendatangkan beberapa manfaat, seperti meningkatkan aktivitas anti-patogenik dan sirkulasi makrofag, imunoglobulin dan sitokin anti-inflamasi. Sehingga mengurangi beban patogen dan kerusakan pada paru.
Selain itu juga terjadi penurunan respon peradangan dan hormon stres dan meningkatkan limfosit, sel NK, sel B imatur dan monosit. Sehingga mencegah infeksi, termasuk Covid-19.
Olahraga rutin dengan intensitas sedang akan merangsang pertukaran sel darah putih antara sistem peredaran darah dan jaringan. "Hal ini bisa mengurangi morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) akibat infeksi pernapasan akut," urai Prof. Wara.
Sebaliknya, olahraga berat justru akan bertindak sebagai imunosupresi, sehingga akan memperparah penyakit.
Baca juga: Kenali Laboratorium dan Perpustakaan Maya, Mudahkan Siswa Belajar
Dia menambahkan, latihan fisik yang berlebihan akan memberi dampak buruk karena berlimpahnya oksigen aktif (oksidan) pada keadaan normal. Tubuh memproduksi enzim penawar oksigen aktif yaitu Superoksida Dismutase (SOD).
"Olahraga berat justru akan bertindak sebagai imunosupresi, sehingga akan memperparah penyakit," imbuh dia.
Doktor bidang ilmu kedokteran Universitas Airlangga (Unair) ini menyimpulkan, menjaga fisik tetap aktif di saat isolasi sosial harus dilakukan semua orang.
Karena aktivitas atau latihan fisik terbukti bisa mendatangnya manfaat bagi tubuh, antara lain:
Baca juga: Usia Berapa Anak Laki-laki Perlu Sunat? Ini Anjuran Dosen FK Unair
Peran olahraga adalah mengurangi sitokin pro inflamasi dan meningkatkan sitokin anti inflamasi, sehingga badai sitokin dan peradangan parah tidak terjadi.
"Olahraga juga akan mengencerkan darah dan mencegah koagulasi darah. Sehingga mencegah terjadinya penyumbatan aliran darah yang menjadi penyebab kematian utama pada infeksi Covid-19," tutup Prof. Wara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.