Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Umar, Inovator Gerakan Sekolah Madrasah Berkelas Dunia

Kompas.com - 04/08/2021, 09:23 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Penulis: Agus Wedi, Pimred Islamsantun.org

KOMPAS.com - Jalan satu-satunya memperbaiki sumber daya manusia, alam, akal budi, dan politik-sosial adalah pendidikan.

Pendidikan adalah institusi terbaik yang berfungsi membentuk kompas, arah dan tujuan yang jelas, bukan hanya dalam praktik rutinitas kehidupan sosial melainkan mengubah paradigma berpikir manusia yang tidak membebani dan mempersulit kehidupan umat.

Jelaslah, pendidikan satu-satunya jalan pengaman politik manusia. Pendidikan yang merupakan penemuan terbesar umat manusia ini, membantu proses produksi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan dalam hal ini memperkuat integrasi sosial dalam kelompok dan kancah dunia.

Jika anak-anak bisa baca tulis, makin cerdas maka peradaban makin maju. Namun, mata telanjang kita melihat ketidaksinkronan antara kecerdasan dan kemajuan.

Baca juga: Kenali Impianmu lewat Buku Looking For The King of Fishing

Kemajuan di satu sisi menjadi titik penting bagi kehidupan modern, tapi di sisi lain, kemajuan telah menyebabkan krisis spirit kemanusiaan, krisis lingkungan, akal budi, dan akhlak.

Ada yang tidak tuntas dari pendidikan kita. Ketidaktuntasan itu adalah ketidaksinkronan dan keterpecah-pecahan di atas. Bisakah problem di atas bisa diamputasi dari produk atau program pendidikan yang baru, katakanlah yang menghasilkan anak didik yang cakap secara demografi dan tidak anti-sosial serta yang berakhlakul karimah?

Mengenal Umar

Percobaan yang dijajakan Umar dengan KSKK-nya (Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan) direkam dalam buku Bapak Madrasah Indonesia: Testimoni Atas Kinerja Dr. H. A. Umar, M.A (2021).

Dengan semua tawaran konsep dan programnya, Sekolah Madrasah menghasilkan “wujud” yang baru. Potensi dilihat dari dalam, hingga akhirnya melahirkan generasi hebat bermartabat. Berkarakter Islami dan berjiwa NKRI.

Baca juga: 10 Pekerjaan yang Bakal Naik Daun di Indonesia 5 Tahun Mendatang

Tak pelak, di bawah arahan Bapak Umar, semua sekolah dan kepala sekolah di Indonesia dapat merasakan dampak baiknya. Ia menjadi sosok atau sang inovator, inspirator, dan motivator dari gerakan sekolah madrasah bermartabat berkelas dunia.

Sang inovator, Umar lewat inovasi-inovasinya seperti Program Kompetisi Kesiswaan, Syiar Anak Negeri, MYRES, KSMO, Vlog Competition Madarasah, dan Akademi Madrasah Digital, dapat memberikan gebrakan agar Madrasah terus beradaptasi terhadap kebiasaan baru pandemi Covid-19.

Program Indonesia Pintar (PIP) bagi peserta didik miskin berprestasi dan pembelajaran berbasis e-learning madrasah, sangat memberi kesan berarti. Karena, saat beberapa lembaga pendidikan mencari formula pembelajaran di masa pandemi, madrasah justru telah siap lebih dulu dengan aplikasi e-learning madrasah yang sampai saat ini kebermanfaatannya sangat terasakan.

Bapak Umar menginspirasi semua kepala sekolah madrasah di Indonesia. Dengan tangan hangatnya memimpin KSKK, banyak terobosan inspiratif yang membantu sesama dan mewujudkan madrasah bermanfaat bagi orang banyak. Dengan kesederhanaan dan jiwa abdinya tak jemu mengajarkan atau menceritakan pengalaman dan gagasannya tiap melayat ke sekolah-sekolah madrasah di Indonesia. Dedikasinya tak henti menginspirasi untuk kemajuan madrasah.

Baca juga: 5 Negara dengan Populasi Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Ia juga sangat berperan aktif dalam meningkatkan madrasah-madrasah di akar rumput. Lontaran arahan-arahan beliau, bagi banyak orang menjadi obat penyemangat dan motivasi untuk terus berjuang membangun madrasah agar anak didik tumbuh secara cerdas dan berakal budi.

Tak berhenti pada gagasan, namun sosok Bapak Umar merupakan sosok yang tangguh dan gigih untuk mendaratkan apa arti kelola dan menata sebuah lembaga madrasah.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau