KOMPAS.com - Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU), Iwan Risnasari melakukan inovasi. Yakni terkait Ecoprint.
Ecoprint merupakan proses menciptakan sebuah kain bermotif tumbuhan, di mana motif tersebut berasal dari tanaman asli. Ecoprint mempertahankan warna dan bentuk dari tumbuhan yang menjadi motifnya.
Karena itu, dia memerhatikan sumber daya yang berlimpah di sekitar masyarakat untuk dijadikan bahan dasar dalam melakukan Ecoprint.
Baca juga: Akademisi Unpad: Meski Pandemi, Seseorang Harus Tetap Produktif
Hampir setiap hari, ia mengerjakan dengan tekun metode Ecoprint untuk menciptakan berbagai macam produk.
Dengan bantuan beberapa asisten yang ikut serta membantunya, Sari, begitu sapaannya, menghasilkan Ecoprint untuk jilbab, pashmina, tunik, kemeja, dan produk pakaian lainnya.
Selain itu, ia juga menerapkan metode Ecoprint untuk menghasilkan gelas, sampul buku, gantungan kunci, sepatu, hingga tas. Seluruh produk tersebut dikerjakan secara manual tanpa adanya bantuan peralatan canggih.
Di sisi lain, pengerjaan produk yang menggunakan tenaga manual serta bahan alami menjadikannya sebagai produk dengan nilai jual tinggi.
"Produk Ecoprint diawali dengan pencarian bahan dasar. Kain yang berasal dari serat alami lebih dipilih dibanding menggunakan kain sintetis, karena kain dengan serat alami memiliki tekstur yang dapat mengikat warna lebih kuat," terangnya seperti dikutip dari laman USU, Selasa (3/8/2021).
Menurutnya, setelah dibersihkan, kain tersebut kemudian memasuki tahap mordan (pengikat zat warna agar tidak melarut dalam air atau kelembapan).
Dengan tujuan untuk membuka pori-pori kain agar pewarnaan nantinya dapat merata. Setelahnya, daun ataupun bagian tumbuhan lainnya yang akan digunakan sebagai motif ditempelkan di kain tersebut.
Baca juga: Akademisi Unpad: Keluarga Harus Manfaatkan Pekarangan Rumah
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.